Sabtu, 08 Januari 2022

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 4 KAB.DELI SERDANG SUMATERA UTARA

1.4.a.10.2 AKSI NYATA - BUDAYA POSITIF - FORUM BERBAGI AKSI NYATA ( EURIAH LAMANI, S.Pd, CGP ANGKATAN 4 KAB.DELI SERDANG SUMATERA UTARA )

 BUDAYA UMATA ( UCAPKAN MAAF DAN TERIMAKASIH ) DAN MENCIPTAKAN FUN LEARNING DENGAN SISTEM OUTDOOR CLASSROOM ( BELAJAR DI LUAR KELAS ) DI KELAS 1 SDN 105277 HAMPARAN PERAK


A. LATAR BELAKANG

1. Mewujudkan budaya positif untuk
    Kelas rendah, kelas 1 Sekolah 
    Dasar sudah harus dimulai    
    dengan hal - hal sederhana.
2. Menciptakan suasana kelas yang
    menyenangkan walau di masa
    Pandemi.
3. Belajar dimana saja, menyatu 
    dengan alam karena dari alam
    banyak kita temukan materi
    pembelajaran agar peserta
    didik menjadi aktif dan kreatif.
4. Mengajar dengan hati Pulihkan 
    pendidikan.

B. DESKRIPSI AKSI NYATA

Pengaplikasian budaya positif mengucapkan " Maaf " dan " Terimakasih " di sekolah dan kelas untuk semua warga sekolah sangat perlu untuk diperhatikan dan di wujudkan dalam aksi nyata sehari - hari, baik antara kepala sekolah dengan para guru-guru, guru dengan orang tua,guru dengan murid dan murid dengan murid. Mengucapkan maaf dan terimakasih merupakan satu bentuk nyata menunjukkan rasa simpati dan empati antar warga sekolah dan merupakan bentuk memanusiakan manusia.

Dalam menjalani kehidupan, tidak ada seorang pun yang luput dari kesalahan, jangan ragu,malu dan gengsi untuk meminta maaf. Dengan meminta maaf berharap suasana menjadi netral kembali tanpa ada ketersinggungan dan terciptalah kondisi kerja dan kelas yang sehat lahir dan bathin, penuh bahagia.

Begitu juga dengan ucapan terimakasih merupakan satu bentuk apresiasi penghargaan kepada kepala sekolah, guru, orang tua dan peserta didik. Sama halnya dengan pembiasaan-pembiasaan kecil dan sederhana yang harus dimulai dari kelas paling dasar yaitu kelas 1 SD.

Maaf dan terimakasih merupakan dua kata yang menghipnotis dan dapat memotivasi orang lain untuk berbuat lebih baik.

Teaching is touching, sentuh hati sang anak agar dapat menciptakan vibrasi dan aura bahagia terpancar dari diri sang anak sehingga proses pembelajaran di kelas dapat terbina seperti yang diharapkan.
Pembelajaran yang menyenangkan dengan belajar dari alam.

Seumpama zaman Sekolah kita dahulu, mengapa siswa/i akan berteriak gembira ketika pelajaran olahraga, mereka akan berbaris di halaman, dengan memakai setelan baju olahraga. Artinya semua peserta didik membutuhkan satu ruang, satu area dalam mendukung Dimensi pendidikan karakter yaitu :
1.Olah hati, menyangkut Etika, yaitu
    siswa yang memiliki kerohanian
    mendalam, beriman dan bertaqwa

2. Olah pikir, menyangkut Literasi, 
    sebagai keunggulan akademis 
    sebagai hasil pembelajaran dan
    pembelajar sepanjang hayat

3. Olah rasa, menyangkut Estetika,
     mencakup integritas moral. rasa
     berkesenian dan berkebudayaan

4. Olah raga, menyangkut kinestetik
    menjadikan peserta didik yang 
    sehat dan mampu berprestasi
    aktif.

Dan tujuan pendidikan yang paling mendasar menurut Ki Hajar Dewantara yaitu Student Centered Learning, Pendidikan yang berpihak pada murid, mendidik murid sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Semoga tercapai Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani ( Memberikan teladan, Membangun Semangat dan Memberikan dorongan bagi tumbuh kembang anak )
Outdoor Classroom, belajar diluar kelas, menyatu dengan alam.

C.TOLAK UKUR

Terciptanya rasa aman,nyaman dan bahagia bagi semua warga sekolah.
Anak senang, guru tenang, orangtua bahagia.

Ketika orangtua sudah bahagia melihat koneksi kasih sayang yang dicurahkan oleh Sang guru maka orangtua dengan sendirinya tergerak untuk membantu dan ikut peduli untuk kenyamanan belajar putra-putri mereka.
Foto penyerahan 2 set kipas angin dan makan dan minum sehat yang diserahkan orangtua murid.
Dukungan dari orang tua sangat membantu proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah dan kelas untuk meningkatkan hubungan secara emosional antar murid,guru dan orang sehingga terbina suasana akrab dan penuh kasih sayang di kelas yang dapat dilanjutkan di rumah karena sejatinya anak memiliki waktu yang lebih panjang dengan keluarga masing-masing di rumah.

D.LINIMASA

Jangan berbangga hati dengan julukan Guru Penggerak, karena masih ada embel-embel huruf C di depannya yang berarti Calon. Berharap penuh dengan segala ikhtiar dan doa selama mengikuti proses pembelajaran panjang ini selama 9 bulan dapat melahirkan sosok seorang Guru Penggerak, yang terus tergerak, bergerak dan menggerakkan semua ilmu dari program pendidikan guru Penggerak yang harus diaplikasikan di sekolah dan kelas dengan menerapkan budaya positif sebagai Aset kekuatan diri dan kekuatan seluruh warga komunitas sekolah serta stakeholder pendukung.
Berbuatlah walau perubahan itu kecil. Semua yang kita lakukan kecil dan sederhana menurut kita semoga berbuah manis dan memberikan dampak besar bagi orang lain terutama bagi seluruh peserta didik kita.
Panduan dalam penerapan budaya positif akan berkaitan dengan pendekatan positif, budaya sekolah,kontrol guru, murid berkarakter, disiplin positif dan kesepakatan kelas.

E.DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Dukungan atau support secara abstrak dan nyata tentunya merupakan satu link kebaikan yang diharapkan dari semua pihak yang terkait langsung ataupun tidak langsung di satuan sekolah kita.Dukungan internal dan Eksternal tersebut adalah :
1.Pimpinan/Kepala Sekolah
2.Seluruh guru 
3.Penjaga sekolah
4.Komite Sekolah
5.Orangtua yang tergabung dalam Paguyuban kelas/Sekolah
6.Stakeholder Pendidikan
7.Masyarakat di lingkungan sekolah

Semua elemen diatas diharap dapat membantu dan mendukung program sekolah dalam menerapkan budaya positif di kelas dan sekolahsehingga tercipta manusia Cendekia generasi penerus bangsa yang berkarakter dengan profil Pelajar Pancasila.

F. HASIL DARI AKSI NYATA

Where there is a will there is a way, dimana ada kemauan,  disitu ada jalan. Dalam melakukan aksi nyata dalam penerapan budaya positif di kelas dan sekolah tentunya menghadirkan Atmosfir/suasana baru bagi siswa dan seluruh warga sekolah, wajah bahagia, senyum yang selalu terpancar sehingga membuat semangat bagi para pendidik untuk berkolaborasi dengan para peserta didik penuh kebahagiaan tanpa ada unsur paksaan. Sehingga pada akhirnya visi dan misi sekolah perlahan namun pasti dapat terwujud, Semoga.

G.PEMBELAJARAN YANG DI DAPAT

Menanamkan budaya positif dalam pembelajaran bermakna akan melahirkan dampak positif kepada murid dengan berkarakter baik. Membangun sikap disiplin, saling menghargai manusia dan alam.

Menghargai kesepakatan kelas yang telah disepakati bersama, seperti tidak malu dan sungkan untuk mengucapkan maaf. Dan terimakasih merupakan satu bentuk reward penghargaan kepada murid yang telah berhasil melakukan satu kebaikan dan prestasi dengan makna tersirat di dalamnya ucapan selamat, sebagai ganti hadiah, karena ketika kita sudah tidak memberikan reward berupa hadiah maka murid tidak akan mau melakukan disiplin kelas dan sekolah dan murid akan kecewa.

Budaya positif akan terlaksana dengan baik jika dilakukan dengan konsisten dan akan menjadi pembiasaan bagi semua warga sekolah. Walaupun belum maksimal namun dengan niat untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik lagi, semua guru, kepala sekolah dan seluruh komunitas sekolah berkolaborasi dan bertanggung jawab demi tercapainya budaya positif di sekolah.

H.RENCANA PERBAIKAN UNTUK MASA MENDATANG

Sebagai seorang pendidik yang menjadi pemeran utama, Role Model bagi murid harus dapat memberikan contoh, suri teladan yang baik agar dapat di gigi dan di tiru semua kebaikan-kebaikan yang dilakukan sehingga penerapan budaya positif dapat terlaksana secara dua arah.
Evaluasi nyata dan refleksi diri secara kontiniu menuju perbaikan yang lebih lagi dalam pencapaian aksi nyata budaya positif di kelas dan sekolah.

Terus menggali ilmu di program pendidikan guru penggerak yang nantinya sebagai pemimpin pembelajaran yang dapat mengaktualisasikan kepada rekan sejawat di sekolah dan rekan guru lainnya, terutama dalam penerapan budaya positif di sekolah.
Fun learning, menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi murid agar tercipta kreativitas murid. Kedekatan hubungan secara emosional antara guru dan murid sangat dibutuhkan agar muncul rasa percaya diri murid.
Sehingga tujuan pendidikan yaitu siswa mampu mengembangkan kompetensi sehingga mereka dapat menalar, menjadi pribadi mandiri yang mampu ujian bermakna dan kelak siap untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan.
Hal tersebut juga merupakan pembudayaan aksi nyata dalam penerapan budaya positif di sekolah.
Bergerak dengan hati, pulihkan Pendidikan. Teruslah tergerak, bergerak dan menggerakkan mencapai perubahan baik, berbuat lah walaupun perubahannya tampak kecil, " Apapun perubahan kecil itu jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak " ( Anwar Nadiem Makarim)

Terimakasih dan Salam Guru Penggerak


         

2 komentar:

  1. bagus bu, tapi saya emang binggung. apa bpk/ibu yang lain sama seperti saya

    BalasHapus
  2. Perasaan BINGUNG adalah sanngat manusiawi dan sangat lumrah ibu, pastinya kita sebagai guru mengalami rasa bingung akan banyak hal tergantung bagaimana kita memposisikan bingung kita, berdasarkan hasil olah pikir saya ada 2 posisi bingung yaitu :
    1. Bingung dan cuek
    2. Bingung dan cari solusi

    Have your time n relax bu, biar bingungnya hilang.
    Salam kenal
    Salam Guru Penggerak
    Salam Literasi

    BalasHapus

GURU TAHAN BANTING

GURU TAHAN BANTING Berbicara tentang Kurikulum Merdeka yang lebih memfokuskan pada pendeteksian bakat dan minat murid yang terus digali dan ...