Kamis, 06 April 2023

GURU TAHAN BANTING

GURU TAHAN BANTING

Berbicara tentang Kurikulum Merdeka yang lebih memfokuskan pada pendeteksian bakat dan minat murid yang terus digali dan dieksplor sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.
Pelaksana Kurikulum Merdeka diharapkan semua stake holder pendidikan berkolaborasi dan merefleksikan essensi dari kurikulum merdeka bukan saling salah menyalahkan, tidak menerima perubahan yang ada. Kurikulum Merdeka merupakan penyempurnaan dari semua perubahan kurikulum yang pernah terjadi di Indonesia yaitu :
1. Kurikulum 1947 ( Rentjana Pelajaran 1947 )
2. Kurikulum 1952 ( Rentjana Pelajaran Terurai 1952 )
3. Kurikulum 1964 ( Rentjana Pendidikan 1964 )
4. Kurikulum 1968
5. Kurikulum 1975
6. Kurikulum 1984 ( Cara Belajar Siswa Aktif/CBSA )
7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999 ( Kombinasi Kurikulum 1975 dan 1984 )
8. Kurikulum berbasis kompetensi/ KBK 2004
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan/ KTSP 2006
10.Kurikulum 2013/ K-13
Melihat sejarah perubahan Kurikulum yang pernah terjadi di Indonesia tidak melunturkan semangat para pendidik dan stake holder pendidikan dalam rangka mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Semua berjalan dan dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang terbaik bagi putra dan putri Indonesia agar siap menghadapi ujian dan tantangan hidup yang lebih berat di era 4.0 dan menuju era 5.0 dari era digital, era teknologi dan manusia sebagai pengontrol terbaik akan teknologi bukan kebalikannya manusia diatur, diolah dan dikuasai penuh oleh teknologi.
Sejatinya teknologi tidak dapat menggantikan posisi, kehadiran, soul/jiwa seorang guru namun dari seorang guru yang adaptif terhadap teknologi dan menguasainya maka akan lahirlah peserta-peserta didik yang siap menghadapi pendidikan abad 21 yang memeiliki 4 kompetensi atau yang biasa disebut 4C Critical Thinking and problem solving ( Berpikir kritis dan menyelesaikan masalah ), Creativity ( Kreativitas ), Communication Skills ( Kemampuan berkomunikasi ), dan Collaborative ( Bekerja sama ). Sungguh tugas berat bagi seorang guru.

Hanya seorang guru tahan banting terhadap segala perubahan yang mampu bertahan. Bukan terletak pada masalah tidak mampu namun lebih kepada niat, mau atau tidak untuk berubah karena sesungguhnya perubahan dalam kehidupan pasti dan akan ada.

Sejatinya seorang guru tahan banting harus belajar dan terus belajar, jangan mengajar sebelum belajar, jika berhenti belajar sebaiknya berhenti mengajar. 
Hari ini guru bukanlah sebagai satu-satunya sumber pembelajaran. Jika guru sebagai media tunggal pembelajaran maka guru akan kalah dengan Google karena dengan mudahnya murid hanya dengan menggunakan jari jemarinya mencari di Google.
 Guru sebagai Role Model kebaikan dan karakter baik bagi murid-muridnya. Teruslah belajar menjadi guru pembelajar sepanjang hayat.

Sedikit mendeskripsikan profil saya sebagai guru tahan banting di segala suasana. Bagi saya If we wanna get big we should do big, jika kita ingin mendapatkan hasil yang besar maka kita juga harus melakukan hal-hal yang besar juga. 
Saya pernah merasakan sebagai manusia yang kurang merdeka. Teaching is my passion, menjadi seorang guru adalah cita-cita saya sejak kecil. Terbukti ketika SMA, mahasiswi dan setelah bergelar Sarjana saya sudah menjadi seorang guru. Ujian di awal berumah tangga saya tidak mendapatkan SIM, Surat Izin Mengajar dari sang suami, cukup di rumah saja menjadi guru buat anak-anak sendiri kelak, jemput pahala baik dan besar sebagai Abdi Dalem.
Seiring berjalannya waktu, Allah SWT Tuhan YME berkehendak lain, nakhoda kapal harus beralih ke saya setelah Allah menjemput Sang Kapten. Kapal harus terus berjalan, memutar haluan, memasang Kompas dan mengambil kembali cita-cita dan mimpi menjadi seorang pendidik. 

Terus belajar, belajar, dan belajar mengikuti perubahan yang begitu massive terutama pada masa pandemi yang semua sistem tidak pernah memprediksi hal ini. Dinas pendidikan, guru, stake holder pendidikan lain, murid dan orang tua kebingungan dan masing-masing bertanya apa yang akan terjadi dengan pendidikan seperti ini ?

Sebagai guru merdeka belajar, saya terus upgrade banyak ilmu pengetahuan, mengikuti webinar-webinar pendidikan baik itu dari Kementrian pendidikan seperti Guru belajar dan berbagi, P4TK TK PLB, BBGP Jawa Barat, Hafecs, Ikatan Guru Indonesia dan banyak penyedia pembelajaran lain. Serta mengikuti Kelas menulis dan kelas berbicara bersama PB PGRI di bawah asuhan seorang Blogger, penulis, narasumber terkenal Bapak Wijaya Kusumah. Serta kelas English For teachers.

Terus dan terus belajar, sampai akhirnya gelar sebagai Guru Penggerak setelah melewati 12 bulan mengikuti program pendidikan guru penggerak Angkatan 4 dari kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dalam mengikuti PPGP/Program Pendidikan Guru Penggerak saya mencoba menerbitkan 1 buku solo yang berjudul Menjadi Guru Penggerak dan penulis yang diterbitkan oleh penerbit Madza, serta 1 buku antologi berjudul GUSI SEHAT, Guru Siaga Senyum Bahagia Tulus serta juara 2 menulis dalam rangka Hari guru nasaional tingkat kecamatan dengan tulisan berjudul Teaching is touching.

Bagi saya bagaimana kita mampu menjadikan murid untuk kreatif dan bernalar kritis jika kita sebagai seorang pendidik belum mampu mereflkesikan elemen-elemen 4c. Belajar tanpa refleksi akan sia-sia, refleksi tanpa belajar akan berbahaya. Itu sebabnya saya memiliki slogan GUSI SEHAT, guru siaga, siaga terhadap apa yang dibutuhkan murid, kodrat alam dan kodrat zaman yang menyertai, siap dan siaga ketika menghadapi murid yang belum bisa tulis dan baca, siap menjadi guru yang paling akhir pulangnya ketika murid belum dijemput orang tuanya, siaga terganggu waktu makan di kantor dan menjadi pendamping tunggal di sekolah ketika murid sedang memiliki masalah, siaga dengan aneka ragam kemampuan murid ( Hal ini mendeskripsikan pembelajaran berdiferensiasi ). Selalu tersenyum dengan segala karakter dan tingkah polah murid karena senyum adalah ibadah dan menurut ilmu kesehatan senyum dapat melepaskan senyawa stress dan mampu melepaskan hormon Endorphin dan serotonin ( Teori Mindfulness ). 

Seorang guru harus bahagia agar dapat membahagiakan murid, menjadi seorang guru yang dirindukan, rindu menunggu datangnya pagi, hadirnya sang matahari untuk segera bertemu Bapak/Ibu guru yang dapat menciptakan kelas dan murid yang selamat dan bahagia atau Wellbeing Student. Tuluslah mendidik wahai guru tahan banting, kita tidak pernah tahu doa siapa dari ratusan bahkan ribuan murid yang kita didik yang dapat menyelamatkan kita di hari akhir nanti. Ketika kita sudah merefleksikan Ketulusan kita, maka hal-hal baik pun akan menyertai.

 Sedikit berbagi pengalaman, walau saya hanya seorang guru honor di usia yang sudah SEPATU ( Separuh Tua ) namun saya tetap ingin menjadi ULAMA ( Usia Lanjut Masih Aktif ). Terus beresiliensi, trial and error, jatuh bangun sampai akhirnya saya mendapatkan undangan dari Presiden Republik Indonesia untuk hadir mengikuti Upacara penaikan bendera di Istana Negara pada HUT RI ke 77, saya mendapatkan info karena bergabung di salah satu Komunitas belajar yang ada di Platform Merdeka Mengajar yang digagas oleh Kemendikbudristek. Singgah ke perpusnas berharap mendapatkan donasi buku karena saya bercita-cita ingin membuka Teras baca di rumah. Kemudian berlanjut ke gedung Kemendikbudristek, sempat bertemu dan berfoto bersama dengan komandannya Guru Penggerak Bapak Kasiman, penuh harap dapat bertemu dengan Mas mentri atau bapak Dirjen yang pada saat itu masih bapak Iwan Syahril. Apakah ibu dari Dinas Pendidikan, Pengawas atau Kepala Sekolah ? Bukan Bapak, saya hanya seorang guru honor dan beliau pun kaget dengan jawaban saya, dan akhirnya saya diarahkan ke bagian PAUD dan diberikan beberapa eksemplar buku PAUD karena khawatir biaya Cargo dan saya memakai jasa pengiriman barang sampai ke Medan, Sumatera Utara.
Merefleksikan Merdeka Belajar dengan praktik baik Celengan Literasi. Dimana saya menggabungkan 3 elemen penting yaitu tulis, baca dan berbicara. Tujuan jangka panjang saya dapat membuat satu karya buku yang merupakan catatan keseharian murid. Saya memberikan pertanyaan pemantik sederhana pada murid, dan murid menuliskan di potongan kertas warna-warni yang sudah saya berikan, setelah mereka menulis, sebelum memasukkan ke dalam celengan satu per satu murid membacakan di depan kelas dan saya membuka ruang tanya jawab, murid lain dapat mempertanyakan jawaban yang diberikan oleh murid tersebut, sehingga tercipta komunikasi dua arah. Praktik baik ini merupakan cerminan dari Profil Pelajar Pancasila yaitu bernalar kritis dan bergotong royong. Dimana saya mempraktekkan tutor sebaya ketika mendapatkan teman yang belum mampu menuliskan kata dan kalimat yang akan ditulis maka teman yang mampu dan sudah selesai mau membantu temannya. Berharap dari praktik baik yang masih jauh dari sempurna ini dapat meningkatkan kemampuan literasi bagi siswa-siswi kelas 1 SD agar terasah kemampuan menalar dan berpikir kritis dan kemampuan berkomunikasi di depan orang banyak perlahan akan meningkatkan rasa percaya diri murid dan bagi murid yang sudah lancar membaca terhindar dari Illiterate Functionally, karena tidak hanya bagi murid kelas rendah terkadang kita orang dewasa pun banyak yang bisa membaca namun belum tentu memahami dari isi dan makna bacaan.

Selamat berproses menjadi Guru Tahan Banting yang selalu Merdeka Belajar, yang selalu mendiagnosis setiap perkembangan murid, menikmati setiap konten dan proses sehingga menghasilkan produk murid yang kita harapkan selamat dan bahagia di masa depannya kelak. Karena guru biasa memberitahu, guru baik menjelaskan, guru hebat mendemonstrasikan dan guru super menginspirasi. Dan saya ingin menginspirasi bagi rekan-rekan guru honor di seluruh Indonesia, jangan pernah berputus asa dan menyerah dengan keadaan, tetap semangat mendidik. Tidak berniat untuk Show Off namun bagi saya yang hanya berstatus guru honor, dengan izin dan ridho Allah SWT Tuhan YME mampu memfasilitasi profesi saya sebagai pendidik dengan menyediakan Tablet Samsung tipe Galaxy Tab S7 FE 5G ( yang saya pergunakan untuk mengetik kompetensi ini ), speaker ukuran sedang volumenya untuk di kelas, In focus sebagai penunjang proses belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi murid. Bagi saya teaching is touching, mengajar dan mendidik itu adalah menyentuh hati murid, maka ketika kita sudah mampu menyentuh hatinya maka dengan mudah kita akan dapat menyentuh kepalanya.
Mari menjadi guru yang dicintai murid.

Mari menjadi guru yang termotivasi
Mari menjadi guru yang merdeka mengajar dan merdeka belajar
Sekali merdeka tetap merdeka belajar
Salam semangat guru.

Kebermanfaatan dan Praktik baik merdeka belajar dan Merdeka berbudaya

KEBERMANFAATAN DAN PRAKTIK BAIK MERDEKA BELAJAR DAN MERDEKA BERBUDAYA

Pergolakan dunia pendidikan pasca pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara memicu perubahan sistem pendidikan secara massive. Begitu juga dengan sistem pembelajaran di Indonesia. 

Berbagai cara dan upaya  dilakukan pemerintah Indonesia terkhusus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset , dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghindari Learning Loss Generation.

Merubah paradigma baru tentang pendidikan dimana murid, murid dan murid sebagai tujuan akhir sesuai kodrat alam dan kodrat zaman mereka. Dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan yaitu murid yang mampu mengembangkan kompetensi sehingga mereka dapat menalar menjadi pribadi mandiri yang mampu menghadapi ujian bermakna dan kelak siap mengatasi tantangan dalam kehidupan baik sebagai manusia pribadi maupun ketika menjadi bagian dari masyarakat.

Teaching at the right level merupakan kunci dasar yang wajib menjadi pegangan bagi seorang pendidik saat ini. Tidak mudah memang untuk beranjak dan bangkit dari situasi nyaman, out of the box sebagai seorang pendidik, dimana kalau boleh  jujur mengakui para guru telah mengekang dan membatasi kemampuan, potensi dan kompetensi diri murid untuk menjadi dirinya sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Kita selalu memaksa murid untuk pintar dan jago menguasai pelajaran Matematika sementara sang murid handal dan telah menjuarai berbagai kejuaran Sepak Bola di Club sepak bola junior yang diikuti sang murid sebagai bakat dan minatnya.
Masih banyak lagi ketidak adilan yang guru lakukan di kelas dengan menganggap fungsi dan peran guru di depan kelas adalah satu-satunya sumber pembelajaran, penguasa kelas dimana semua murid harus mematuhi semua apa yang dikatakan guru tanpa memperhatikan VCO (Voice, Choice, Ownership) murid,  benar-benar kondisi Teacher centered learning bukan sebagai Student centered learning seperti refleksi pendidikan Bapak Ki Hajar Dewantara ING NGARSO SUNG TULODHO ING MADYO MANGUN KARSO TUT WURI HANDAYANI yang artinya guru harus mampu menjadi seorang teladan ketika berada di depan, di tengah memberikan semangat dan di belakang memberikan dorongan. Seorang guru diibaratkan petani yang hanya dapat menuntun tumbuh kembangnya padi tanpa berharap akan berbuah jagung. Perlakukan tanaman padi kita selayaknya memperlakukan tanaman padi dengan memperhatikan air, pupuk, sinar matahari agar tumbuh padi dengan kwalitas yang sempurna.

Dengan adanya tantangan kompleksitas, pemerintah terus berupaya berbenah diri dengan mencari solusi dan berinovasi dengan meluncurkan serangkaian Episode Merdeka Belajar yang sampai saat ini telah memasuki episode ke 24 dengan urutan Episode per episode yaitu :
1. Kebijakan USBN, UN, RPP dan PPDB
2. Kampus Merdeka
3. Skema penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
4. Program Organisasi Penggerak
5. Program Guru Penggerak
6.Transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi
7. Program Sekolah Penggerak
8. SMK pusat keunggulan
9. Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) Merdeka
10.Perluasan program beasiswa LPDP
11.Kampus Merdeka Vokasi
12.Sekolah aman berbelanja bersama SIPLah
13.Merdeka berbudaya dengan Kanal Indonesiana
14.Kampus Merdeka dari kekerasan seksual
15.Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar
16.Akselerasi dan peningkatan pendanaan PAUD dan pendidikan kesetaraan
17.Revitalisasi bahasa daerah
18.Merdeka berbudaya dengan dana Indonesiana
19.Rapor pendidikan Indonesia
20.Praktisi mengajar
21.Dana abadi perguruan tinggi
22.Transformasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri
23.Buku bacaan bermutu untuk literasi Indonesia
24.Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan

Merubah mindset mengacu pada Kurikulum Merdeka, sekali Merdeka tetap Merdeka Belajar dimana kemerdekaan belajar memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya (bukan tanpa aturan yang jelas dan benar) dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stress dari tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punya tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai satu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka sehingga masing-masing mereka memiliki portofolio yang sesuai dengan kegemarannya sehingga tercipta Profil Pelajar Pancasila dengan 6 elemen yaitu Beriman, bertaqwa pada Tuhan Yang Esa dan berakhlak mulia, Berkhebinekaan global, Gotong royong, Mandiri, kreatif dan Bernalar kritis.

Seorang pendidik juga diharapkan menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat/ A long life learner, terus mengupgrade diri, terus tergerak, bergerak dan menggerakkan orang lain dengan berkolaborasi merefleksikan semua yang diharapkan dalam setiap Episode Kurikulum Merdeka dimana Kurikulum Merdeka sendiri merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Tidak mudah dan membutuhkan waktu untuk mempelajari dan beradaptasi dengan perubahan yang ada. Menurut Mas Menteri Nadiem “Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidak nyamanan. Namun perubahan tidak dapat dimulai dari atas, semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama”.

Terus merefleksikan praktik-praktik baik dimulai dengan mendiagnosis di awal pembelajaran atau disebut Asesmen Diagnostik untuk memahami berbagai faktor yang menjadi penghambat murid dalam pembelajaran. Membuat kesepakatan kelas yang dirancang dan di sepakati keseluruhan warga kelas untuk lebih menghargai pendapat murid dan mengajarkan berkomitmen dan bertanggung jawab dengan apa yang telah di sepakati bersama. 
Menyusun pembelajaran Berdiferensiasi dengan memperhatikan aspek kesiapan belajar, minat belajar, profil/gaya belajar murid dengan menyertakan 3 strategi diferensiasi konten, proses dan produk. Sehingga tercipta pembelajaran yang Merdeka Belajar dan kelas yang memanusiakan manusia.

Semoga esensi dari Merdeka Belajar itu sendiri dapat menggali potensi terbesar tidak hanya untuk murid namun juga potensi para pendidik untuk terus berinovasi dan meningkatkan kwalitas pembelajaran secara mandiri yang mampu mengantar kepada manusia berbudaya untuk membentuk peradaban manusia lewat pendidikan dan pelestarian kebudayaan yang tidak boleh statis untuk terus menguatkan identitas dan nilai-nilai kemanusiaan.

Selasa, 21 Juni 2022

3.3.a.10.1 Forum berbagi aksi nyata - pengelolaan program yang berdampak pada murid



Program yang dilaksanakan adalah " CELENGAN LITERASI "

Tujuan               : Meningkatkan, penguatan dan pembiasaan kemampuan berliterasi dimulai dari kelas 1 SD

Latar belakang :1. Untuk tingkat kelas 1 SD masih ditemukan peserta didik yang belum mampu baca dan tulis secara sempurna
                             2. Melatih kemampuan baca tulis peserta didik yang belum sempurna baca dan tulis
                            3. Bagi siswa/i yang sudah lancar membaca menjadi penguatan kemampuan berliterasi dimulai sejak kelas 1 SD
                            4. Melatih kemampuan mendengar dan bicara murid
                            5. Melatih keberanian dan percaya diri untuk tampil dan bicara di depan orang banyak

Rencana program " Celengan Literasi " yang berdampak pada murid dengan menggunakan Teori BAGJA dengan tahapan-tahapan :

B - Buat pertanyaan             Bagaimana agar siswa kelas 1 SD tertarik dengan ber literasi walau masih ditemui siswa yang belum sempurna baca tulis ? 

A - Ambil pelajaran              1. Kegiatan menarik apa untuk siswa kelas 1 SD yang ada hubungannya dengan kemampuan tulis dan baca selama pembelaja-                                                          ran ?
                                                2. Ide menarik apa yang dapat dikembangkan dalam program Celengan Literasi ?
                                                3. Bagaimana memotivasi siswa yang masih usia peralihan dari usia TK untuk memahami penguatan Literasi ?

G - Gali mimpi                      1. Semua peserta didik bersemangat mengikuti program celengan literasi
                                               2. Berharap siswa yang belum lancar baca dan tulis akan terbantu dengan program Celengan literasi
                                               3. Berharap semakin meningkat kemampuan public speaking siswa
                                               4. Meningkatnya rasa percaya diri/self confidence murid dengan tampil dan membacakan hasil tulisannya

J - Jabarkan rencana         Bagaimana pelaksanaan program celengan literasi ini berdampak pada murid di kelas

A - Atur eksekusi               Bagaimana tehnis pelaksanaan program celengan literasi dengan mengingat :
                                             1. Waktu pelaksanaan
                                             2. Siapa yang terlibat
                                             3. Siapa saja yang terlibat
                                             4. Siapa saja yang memonitor
                                             5. Apa saja indikator keberhasilannya
                                             6. Bagaimana evaluasinya.


Waktu pelaksanaan 
Program                              Intrakurikuler, pada jam pembelajaran dapat di awal atau di akhir

Dana                                    Masih mandiri karena masih menggunakan alat dan bahan sederhana saja yang mudah didapat dan digunakan kembali                                                                   pemanfaatan barang-barang bekas layak pakai   
Pelaksana                           Guru dan murid khusus kelas 1 ( untuk jangka pendek dan berharap akan dapat merefleksikan ke rekan sejawat dan kelas lain
                                             untuk jangka panjangnya )

Output                                - Ada hasil tulisan murid yang berbeda sesuai instruksi guru
                                            - Tersedia kotak celengan literasi dan guntingan kertas karton sebagai media 

Outcome                          Siswa terbiasa menulis dengan mengeluarkan ide-ide yang dia pikirkan dan penguatan literasi walau masih secara sederhana.

Impact                              Siswa menjadi mandiri, bertanggung jawab dengan apa yang ditulis, bernalar kritis dan mampu berkolaborasi dengan teman-teman
                                          yang lain, karena celengan literasi yang di programkan ini tidak hanya menuliskan kata namun ke depannya akan menyusun kata
                                          menjadi kalimat seperti permainan susun kata Scrabble, sehingga secara otomatis kemampuan literasi murid akan lebih terasa

Faktor pendukung         Guru, teman serta orang tua. Merujuk pada Trisentra Pendidikan yaitu Sekolah, Masyarakat, Keluarga/Orang tua merupakan faktor 
                                         yang sangat mendukung terciptanya pendidikan yang mampu melahirkan peserta didik yang selamat dan bahagia/ Wellbeing Student.

Faktor Penghambat      Sejatinya tidak ada murid yang bodoh yang ada hanya murid yang belu siap untuk dan yang perlu kita sadari bahwa setiap anak 
                                         berbeda. Biarkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai kodrat nya masing-masing, guru hanya dapat menuntun tumbuh kembang
                                         murid. Dibutuhkan kesabaran untuk menghadapai kondisi siswa yang belum memahami secara sempurna baca dan tulis, namun 
                                         yakinlah dengan memprioritaskan VCO ( Voice, Choice dan Ownership murid ) maka akan tercapai pembelajaran yang berpihak pada 
                                         murid/ Student Centered Learning.

Deskripsi pelaksa-
naan program               Sebelum atau mengakhiri pembelajaran siswa kelas 1 SD saya berikan potongan kertas karton dimana kertas karton itu saya berikan
                                        pada semua murid. Setiap program dilaksanakan dengan tema yang berbeda-beda. Misal anak ibu semua tahukah kalian apa itu  
                                        artinya cita-cita ? Tau bu guru. Nah kalau anak-anak ibu sudah tau artinya cita-cita dan sudah tau juga apa cita-cita anak-anak semua
                                        Sekarang ibu minta semua menuliskan apa cita-cita kalian di kertas yang sudah ibu berikan, lalu nanti akan menceritakan apa cita-
                                        citanya itu dan ceritakan mengapa anak ibu memilih menjadi dokter, guru, polisi dan lain-lain. Setelah anak ibu menceritakannya di 
                                        depan kelas kertasnya boleh di setor atau di masukkan ke dalam kotak, kotak apa namanya anak-anak ?  CELENGAN LITERASI buuuu

Evaluasi Program        1. Diperlukan dukungan dari semua pihak yaitu kepala sekolah, rekan guru, murid dan orang tua untuk senantiasa membiasakan anak
                                           penguatan literasi walau secara sederhana di rumah dengan orangtua
                                       2. Murid yang belum maksimal dan optimal dalam baca dan tulis diberikan arahan, bimbingan dan motivasi secara terus menerus
                                            untuk menumbuhkembangkan kemampuan literasi.

Pembelajaran
Pogram                        : Walaupun untuk tingkat kelas 1 SD harus sudah ada pembiasaan berliterasi agar untuk jenjang kelas berikutnya murid sudah biasa
                                         dan mampu berliterasi karena literasi adalah bukan hanya kemampuan membaca melainkan kemampuan dan keterampilan 
                                        membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah dan mampu memahami dan menalar dari hasil bacaan, tulisan
                                       pembicaraan dan hitungan. Karena Literasi mencakup Literasi baca dan tulis, Literasi Numerasi, Literasi Sains, Literasi digital,
                                       Literasi Finansial dan Literasi budaya.
                                       Banyak murid yang bisa membaca namun banyak murid yang tidak mampu memahami isi tulisan yang dibaca.
                                       Kemampuan berliterasi untuk menghindari FUNCTIONALLY ILLITERATE, dimana Negara Indonesia pernah menduduki ranking ke 60  
                                       dari 62 negara untuk tingkat kemampuan ber literasi.
                                       Membaca adalah jendela informasi sehingga penting untuk dibudayakan dalam rangka membiasakan kegemaran membaca dan 
                                       memahami apa yang telah dibaca.

Narasi
Program                     : Awalnya saya ingin membuat program " GELIS " gerakan literasi sekolah untuk seluruh komunitas sekolah. Menjadikan ratusan 
                                       karakter, cerita-cerita murid dan guru yang dapat dikumpulkan menjadi satu bahan buku solo ataupun Antologi. Namun berdasarkan
                                      hasil survey dikarenakan waktu yang kurang mendukung dan kesibukan rekan sejawat lainnya maka saya perkecil program menjadi
                                      program Celengan Literasi dimulai dari kelas yang saya ampu. Berharap untuk  waktu jangka panjang, saya mampu menulis satu buku 
                                      tentang SD Negeri 105277 tempat saya bertugas, murid-murid yang unik dan khas dengan beragam karakteristiknya dan juga pengala-
                                      man hebat dari guru-guru hebat selama perjalanan menjadi seorang guru.
                                      Dan Alhamdulillah dengan mengikuti PGP Angkatan 4 ini saya menyadari pentingnya penguatan Literasi baik dalam pengerjaan LMS
                                      dan pengerjaan video pembelajaran tiap-tiap Modul. Dengan rasa mandiri yang diharapkan dari nilai dan peran seorang guru pengg-
                                      erak saya telah mencetak 1 buku solo dan 1 buku Antologi dan meraih juara 2 karya tulis dalam rangka hari guru.
                                     Kaitannya dengan program Celengan Literasi ini saya berharap ke depannya dapat memotivasi murid untuk mampu menghasilkan
                                     karya lewat literasi. 
                                     Semoga program ini akan memiliki dampak positif bagi murid dengan mengandalkan modal/Aset yang dimiliki dan tentunya 
                                     kemampuan berpikir berdasarkan aset ( Asset-Based thinking )


GALERI CELENGAN LITERASI SD Negeri 105277 Hamparan Perak











                                                              
                           

Kamis, 28 April 2022

AKSI NYATA PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBRELAJARAN

 Portofolio aksi nyata modul 3.1.a.10

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN



Dipublikasikan pada          : 28 April 2022

 

Sumber                               : Program Tadarus dan Tahfidz di sekolah 

                                              di Bulan Ramadhan                                                

Nama CGP                          : Euriah Lamani, S.Pd

                                             Angkatan 4 Kab.Deli Serdang


Unit Kerja                          : UPT SPF SDN 105277 Hamparan Perak



             ACARA KHOTMIL QUR'AN DAN SANTUNAN ANAK YATIM 

                                 SDN 105277 HAMPARAN PERAK

  " Raih keberkahan Ramadhan dengan pecinta Alqur'an dan Anak Yatim "


1. PERISTIWA ( FACT )


Latar belakang tentang situasi yang dihadapi


Pembelajaran tatap muka terbatas selama Bulan Ramadhan berjalan normal sesuai jadwal yang di instruksikan oleh Dinas Pendidikan dengan jam pertemuan yang terbatas selama bulan suci Ramadhan.


Memasuki minggu ke dua tepatnya tanggal 11 April sampai dengan 23 April dimana sebelumnya pucuk pimpinan di sekolah kami mengadakan pertemuan untuk membicarakan, mendiskusikan dan mengambil kesepakatan tentang program tadarus dan tahfidz sebagai jangka pendek selama 2 minggu. Dan untuk program ke depannya adalah acara Khotmil Qur'an dan santunan anak yatim yang ada di lingkungan sekolah.


Berbagai fakta dan argumen kami ungkapkan. Dan akhirnya kesepakatan pun di dapat. Pengambilan keputusan telah dilaksanakan. Semulanya acara akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 April 2022, namun saya menyampaikan apakah acara dapat diganti waktunya berhubung pada waktu yang bersamaan saya sedang mengikuti Test PPG.

Akhirnya Kepala Sekolah menyetujui permohonan saya, acara dilaksanakan pada selasa, 26 April 2022 dimulai agak meleset 30 menit dari waktu yang ditentukan 09.00 WIB, berhubung menanti Pak Korwilcam hadir namun setelah mendapat berita bahwa beliau tidak dapat hadir dikarenakan ada kunjungan kerja resmi yang tidak dapat dihindari.


Adapun latar belakang kegiatan ini adalah mengisi momen kegiatan pada bulan penuh berkah ini dengan mengisi kegiatan-kegiatan rohani yang diharap dapat meningkatkan ketaqwaan dan menciptakan generasi pencinta Alqur'an. Sedangkan santunan anak yatim juga merupakan kegiatan rutinitas/Agenda tahunan sekolah kami selama Bulan Ramadhan, saling berbagi sebagai bentuk Empati dan rasa kasih sayang sesama warga sekolah.


Tidak dapat dipungkiri di masa peralihan Pandemi Covid ini untuk menyelenggarakan acara yang tentunya akan mengundang kerumunan, pihak sekolah perlu mempertimbangkan protokol kesehatan. Bersyukurnya di daerah/lingkungan sekolah kami berada di Green Zone, Zona hijau atau kategori aman. Berharap selama kegiatan berlangsung semua dalam keadaan aman dan baik-baik saja.


Berdasarkan latar belakang situasi tersebut, untuk mengatasi dilema dan pengambilan keputusan terbaik maka akan diterapkan 9 langkah pengambilan keputusan.

Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan tersebut yaitu :

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam       situasi ini

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

4. Pengujian benar atau salah

5. Pengujian paradigma benar lawan benar

6. Melakukan prinsip resolusi

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat keputusan

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan


Alasan melakukan aksi nyata


Kepala sekolah yang juga merupakan Pengajar Praktik di PPGP ( Program Pendidikan Guru Penggerak ) Angkatan 4 tentunya sangat memahami program lanjutan dari setiap modul per modul, dan pada kesempatan ini masuk pada modul 3 tepatnya 3.1.a.10 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran.

Keberadaan kepala sekolah sebagai pengajar praktik sangat membantu saya sehingga dapat berkolaborasi bersama-sama untuk mewujudkan pembelajaran sesuai kebutuhan murid demi tercapainya program Merdeka Belajar.

Oleh karenanya perlu dilakukan pengujian pengambilan keputusan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan terbaik, berpihak pada murid, serta dapat dipertanggung jawabkan. Maka pihak sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah, dewan guru, serta komite terlebih dahulu mengadakan rapat koordinasi guna membahas langkah-langkah pengambilan keputusan tentang kegiatan Khatam Qur'an dan santunan anak yatim yang akan diselenggarakan di lingkungan sekolah.

Foto kegiatan pengambilan keputusan dengan kepala sekolah dan rekan sejawat H-2 Bulan Ramadhan.  


Hasil Aksi Nyata

Proses pengambilan keputusan dengan menjawab 9 langkah pertanyaan penuntun berikut :

1. Apa nilai-nilai yang sedang bertentangan dalam studi kasus tersebut ? 

    Individu (dalam hal ini pihak sekolah) lawan masyarakat (wali murid)

2. Siapa yang terlbat dalam situasi tersebut ? 

    Kepala Sekolah, dewan guru ( termasuk saya sebagai Ketupat/Ketua 

    Panitia), Komite Sekolah, murid dan wali murid

3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?

* Kegiatan Khatam Qur'an dan santunan anak yatim dilaksanakan di ruang terbuka dan mengundang kerumunan walau berada di zona hijau

* Wali murid  mendukung acara dengan ikut berpartisipasi dalam pengumpulan dana pribadi yang dikoordinasi masing-masing guru kelas

* Para guru juga turut serta berpartisipasi mengumpulkan dana masing-masing guru kelas dan guru bidang study

* Semua guru terlibat dalam kesuksesan acara mulai dari perencanaan, persiapan, dan ikut aktif pada kegiatan

* Mengajak murid untuk ikut berkolaborasi dengan bertugas sebagai MC

* Pihak Komite Sekolah telah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan yang diambil pihak sekolah

* Tetap mematuhi Protokol kesehatan


4. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut/uji legal?   Tidak ada tentunya yang menyalahi atuan Hukum 

* Apakah ada pelanggaran peraturan/lkode etik profesi/uji regulasi ?

   Juga tidak ada

*Berdasarkan perasaan dan intuisi anda apakah ada yang salah dalam situasi ini/uji intuisi ? Tidak ada 

*Apa yang anda rasakan bila keputusan anda di publikasikan di halaman depan koran ? Apakah anda merasa nyaman ? 

Sehubungan acara Khatam Qur'an dan santunan anak yatim ini merupakan aset dan kekuatan sekolah yang merefleksikan aksi nyata dan praktik  baik menurut saya So far so good.

* Kira-kira keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola anda dalam situasi ini ? 

Kepala Sekolah yang menjadi panutan kami di sekolah dan saya sebagai ketua panitia akan mengambil keputusan yang sama dengan yang dikendaki dan disepakati bersama dengan rekan sejawat lainnya.

* Jika situasinya adalah situasi dilema etika maka paradigma mana yang terjadi dalam situasi tersebut ?

Individu lawan masyarakat (Individual vs community)

* Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai ?

Prinsip peraturan

* Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilema)

Para orang tua akan hadir dan dengan rasa terharu, bangga dan bahagia melihat anak-anaknya tampil di panggung menyenandungkan sholawat Nabi, membaca Alqur'an, Tahfidz dan khataman.

* Apa keputusan yang akan diambil ?

Acara Khotmil Qur'an dan santunan anak yatim harus dikemas secara maksimal sebagai bentuk rasa peduli dan tanggung jawab bersama.

* Coba lihat lagi keputusan anda dan refleksikan !

Menurut saya keputusan yang telah disepakati bersama dengan warga sekolah merupakan satu keputusan dari pengambilan keputusan dari satu agenda kegiatan yang sifatnya sangat baik dan mulia. Semoga menjadi lebih baik lagi ke depannya dengan program-program baik dalam menunjang visi dan misi sekolah, menciptakan murid yang memiliki Imtaq (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi)


Tindak lanjut pengambilan keputusan.

Setelah mengadakan rapat dengan kepala sekolah dan rekan guru lainnya yang membahas program khotmil qur'an dan santunan anak yatim, diambil kata sepakat, disusun dan disetujui bersama kepanitiaan, atur strategi, rancang dan laksanakan.

Koordinasi dengan Korwilcam sebagai pejabat di lingkungan setempat agar diketahui dan disetujui dilaksanakan program di sekolah kami dan juga koordinasi dengan Komite Sekolah.

Kemudian masing-masing guru kelas memberikan undangan bagi murid yang khatam qur'an, tahfidz dan undangan anakyatim yang didampingi orang tua masing-masing.

                       Saya selaku Ketupat/Ketua Panitia melaporkan secara singkat pelaksanaan kegiatan

                       Kata sambutan dari   Kepala sekolah, ibu Zainab, S.Pd

             Bapak Ir.Rafid Rizal selaku komite sekolah dalam sambutannya

             Para tamu undangan dan Orang tua murid

             Tradisi budaya Suku Melayu serah terima " Bale " dari orang tua murid kepada pihak sekolah

              Foto bersama dengan anak-anak istimewa dari SDN 105277

              Hafidz/ah dari kelas 1


              Hafidz/ah kelas tinggi didampingi oleh kepala sekolah dan orang tua masing-masing


2. PERASAAN ( FEELING )

Saya merasa senang selaku Ketua Panitia telah berhasil bekerja sama dengan seluruh rekan sejawat dan atas dukungan penuh dari Ibu Kepala Sekolah dengan melaksanakan langkah-langkah pengambilan keputusan bersama warga sekolah untuk mengatasi permasalahan dilema etika yang terjadi di sekolah dengan mengadakan program keagamaan selama Bulan Ramahan dan sebagai puncaknya adalah acara Khataman/Khotmil Qur'an dan santunan anak yatim.

Semua pihak begitu semangat dan antusias mengikuti acara walaupun sedang dalam keadaan berpuasa. Para murid mampu mengisi peran dalam kegiatan tersebut.


3. PEMBELAJARAN ( FINDING )

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi nyata dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dapat membantu pihak sekolah dan guru dalam mengahadapi situasi dilema etika. Keputusan-kepuitusan yang telah diambil telah melewati tahapan-tahapan pengujian sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang terbaik, berpihak kepada murid serta dapat dipertanggung jawabkan.

Pembelajaran tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran pada Modul ini menggunakan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan.


4. PENERAPAN KE DEPAN ( FUTUR
E )

Proses pengambilan keputusan yang telah saya lakukan di sekolah pastinya belumlah sempurna. Still on process menjadi pemimpin dalam pembelajaran yang masih terus belajar dan mengaplikasikannya di kelas dan sekolah. Untuk ke depannya bila menemui kasus dilema etika lagi, saya beserta pihak sekolah akan terus menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dengan lebih baik sehingga kami mampu untuk menganalisa setiap kasus dilema etika yang terjadi di sekolah untuk menghasilkan keputusan yang lebih bijak, berpihak pada murid dan dapat dipertanggung jawabkan.


Pada kesempatan yang baik ini pula, saya selaku CGP (  Calon Guru Penggerak ) menyampaikan sedikit tentang pengambilan keputusan program yang akan saya terapkan di sekolah yaitu GUSI SEHAT Guru Siaga Senyum Bahagia Tulus dan UMATA Ucapkan Maaf dan Terimakasih.

Adapun keputusan saya dalam pengambilan keputusan 2 program ini diharapkan sebagai pendidik mampu dan siap siaga menghadapi murid di segala situasi dan kondisi murid. Teruslah menjadi guru bahagia karena dengan rasa bahagia guru mampu menciptakan murid yang tentunya bahagia juga dan memiliki Budi Pekerti. Tuluslah berbuat dan berbuatlah dengan tulus dengan mengharapkan pendidikan yang berpihak pada murid dapat tercapai kelak mereka mampu mengisi kehidupannya di masa depan kelak sebagai individu maupun sebagai masyarakat.

Maaf dan Terimakasih merupakan 2 kata sangat sederhana 

namun luar biasa ajaibnya, dengan 2 kata sederhana ini mampu menghipnotis diri murid, memotivasi dan meninggalkan perasaan bahagia dan rasa dihargai. Jangan pernah merasa malu dan gengsi untuk mengucapkan Maaf dan Terimakasih.

Semoga saya ke depannya nanti mampu melahirkan murid yang berbudi pekerti baik dan tidak hanya cerdas kognitif. Namun mengharapkan murid yang mampu memiliki bulatnya jiwa manusia yang merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan suatu tenaga.

Terus berproses dan melatih diri dengan melakukan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan, butuh pembiasaan dengan cara " Learning by doing ". 

Saya tidak perlu HEBAT untuk MEMULAI sesuatu namun saya perlu MEMULAI untuk jadi HEBAT.

Semoga dan terimakasih.







 

                                              

Rabu, 20 April 2022

3.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI - Modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pratap Triloka yang diciptakan Bapak Ki Hajar Dewantara " Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani " yang memiliki arti " Di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi dan di belakang memberikan dukungan " yang dijadikan sebagai asas-asas pendidikan. Bagian dari salah satu semboyan Tut wuri handayani  dijadikan sebagai slogan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia. Semboyan tersebut masih tetap menggema seolah tak lekang oleh zaman dimana seperti kita pahami di tengah derasnya arus perkembangan teknologi digital saat ini peran guru sebagai pemimpin pembelajaran benar-benar dituntut agar mampu mengelola pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana yang tersedia. Guru tidak lagi berperan sebagai orang yang lebih tahu semua dari muridnya namun guru harus mampu menjalin kolaborasi dengan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang diciptakan harus mampu berpihak pada murid ( Student Centered Learning ).

Di era digital saat ini seorang guru harus mampu mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengacu pada Patrap Triloka yaitu mampu menjadi teladan, memberi motivasi, dan memberi dukungan kepada muridnya dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki murid sesuai dengan korat alam dan kodrat zamannya seperti yang dikatakan bapak KHD " Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu ".

Peran guru sebagai AMONG yang mampu menjaga, mendidik, dan membina berdasarkan kasih sayang tentunya menuntut guru harus mampu memberikan contoh baik sebagai teladan bagi murid dan di tengah lingkungan masyarakat dengan pembentukan nilai diri. Seorang guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang guru yang memiliki nilai-nilai kebaikan dalam dirinya akan mampu melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mampu menanamkan budaya positif dengan menggunakan konsep Inkuiri Apresiatif lewat BAGJA ( Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi ) sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif daan berbasis kekuatan dalam membantu dalam mengambil keputusan seperti menerapkan disiplin kepada murid, dimana disiplin berbeda dengan hukuman. Untuk membangun sikap disiplin murid guru tidak harus menerapkan hukuman. Ketika disiplin dibarengi dengan hukuman tidak menjamin anak melakukan disiplin dengan sukarela dan ikhlas tetapi semata-mata karena dirinya ingin bersikap disiplin karena merasa takut dengan hukumannya, sehingga ketika sudaho merasa hilang rasa takutnya maka hilang juga lah rasa disiplin dan tidak dilakukan lagi.

Begitu juga dengan penumbuhan budaya positif dengan memberikan reward/hadiah. Ketika sudah tidak ada reward yang diterima maka murid tidak akan disiplin lagi karena kecewa tidak diberikannya lagi reward. Untuk kondisi seperti ini dibutuhkan pengambilan keputusan yang harus berdampak baik pada murid dapat dengan memberikan Apresiasi seperti dengan mengeluarkan ekspresi wajah gembira dan berseru " Wah hebat anak ibu mampu mengerjakan tugas yang ibu berikan, Selamat ya nak, ibu bahagia, ibu yakin anak ibu yang lain pasti akan menyelesaikan tugas " ungkapan-ungkapan tersebut dapat memberikan motivasi bagi murid. Bahkan jangan pernah ragu untuk mengucapkan Maaf dan terimakasih pada murid merupakan satu bentuk penghargaan yang dapat meningkatkan harga diri dan potensi dalam diri yang dapat dikembangkan.

Untuk memudahkan seorang guru dalam pengambilan keputusan yang tepat yaitu keputusan yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan memiliki kemampuan Coaching ( pembimbingan ). Salah satu model Coaching yang mudah dipahami adalah dengan model TIRTA ( Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, Tanggung jawab ).
" Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir. Potensinya anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir tanpa sumbatan ".

Pengambilan keputusan dengan coaching yang merupakan komunikasi efektif dengan memberikan arahan dan beberapa pertanyaan pemantik kepada orang yang dibimbing ( coachee ) agar dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan memaksimalkan potensi yang ada pada diri coachee.
Dan juga pengambilan keputusan dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan Pembelajaran sosial dan emosional (PSE) dengan kerangka CASEL ( Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning ) yang terdiri atas kesadaran diri ( pengenalan emosi ), pengelolaan diri ( dan fokus), kesadaran sosial (empati), kemampuan berinteraksi sosial ( Resiliensi) dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Seorang guru harus mampu mengambil keputusan dalam melakukan coaching tidak hanya kepada murid ataupun rekan sejawat dapat membantu murid dalam menggali potensi dan mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepaati bersama. Begitu pun ketika murid memiliki masalah maka guru dapat menghantarkan murid untuk menemukan solusi untuk memecahkannya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan murid yang bersifat sugestif dan reflektif. Pada akhirnya murid dapat menemukan sendiri cara menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dengan mengaplikasikan 
identifikasi masalah, mendengarkan aktif, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya sugestif dan reflektif, misalnya apa saja yang sudah dilakukan ? Apa saja hambatan selama yang pernah dialami ? Apa solusi-solusi yang sudah dipikirkan ?  Hal-hal apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi hambatan ?

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah dengan konsep pengambilan keputusan yang dibutuhkan baik sebagai guru ataupun dalam kehidupan sehari-hari  selain di sekolah, guru dituntut untuk mengetahui tahapan langkah pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan kita sering dihadapkan pada 2 situasi yaitu situasi dilema etika dan situasi bujukan moral. Dilema etika adalah situasi yang terjadi  jika seseorang harus memilih diantara 2 pilihan dimana 2 pilihan tersebut secara moral benar namun bertentangan ( Benar vs benar ) sedangkan bujukan moral adalah situasi yang terjadi jika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah ( Benar vs salah ).

Ketika guru dan murid menghadapi situasi dilema etika , maka akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan. Secara umum ada 4 paradigma  yang terjadi pada situasi dilema etika yaitu :
1. Individu lawan masyarakat ( Individual vs community )
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( Justice vs mercy )
3. Kebenaran lawan kesetiaan ( Truth vs loyalty )
4. Jangka pendek lawan jangka panjang ( Short term vs long term )
Dalam pengambilan keputusan dengan mengikuti 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan yang merupakan unsur/faktor untuk memastikan keputusan yang diambil benar dan tepat sasaran ketika menghadapi suatu dilema etika atau bujukan moral .

Dengan pengambilan keputusan yang tepat tentunya akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman merupakan harapan sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mampu dan terampil mengambil keputusan yang tepat sehingga akan tercipta lingkungan yang diharapkan.

Menjadi seorang pemimpin yang dituntut mampu mengambil keputusan yang berdampak tentunya menghadapi kesulitan-kesulitan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di lingkungan sekolah antara lain dipengaruhi adanya perbedaan budaya, nilai-nilai dan prinsip hidup yang mendasari setiap individu. Namun ibutuhkan keberanian dan kepercayuaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang mengakomodaasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Sehingga diperlukan kejelasan visi dan misi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting di sekolah agar dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.

Sehingga seperti refleksi filosofi pendidikan KHD adalah murid merdeka dan merdeka belajar dengan pengaruh pengambilan keputusan tepat dan efektif bagi diri kita sebagai pemimpin pembelajaran agar ercipta lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman dan menyenangkan. Dalam hal ini kemerdekaan belajar murid adalah hal yang utama dengan mewujudkan dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan minat, gaya belajar dan kesiapan murid dan juga pembelajaran sosial emosional dan menerapkan teknik coaching.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya haruslah cakap yang secara langsung akan menumbuhkan nilai-nilai positif dan karakter baik pada diri  murid ketika menghadapi dilema dalam kehidupannya yang akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid.

Sebagai kesimpulan bahwa pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan modul-modul yang telah dipelajari merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar, sebagaimana dijelaskan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.

Dalam melaksanakan proses pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran.               ( Foto Kegiatan diambil sebelum Bulan Ramadhan )

              Kolaborasi antara guru dan murid untuk menghasilkan karya sebagai pemimpin dalam pembelajaran.




Jumat, 25 Maret 2022

Perjalanan Panjang PPGP ( Program Pendidikan Guru Penggerak )

Hampir memasuki Lokakarya 4 PPGP( Program Pendidikan Guru Penggerak ) angkatan 4 Kabupaten Deli Serdang, ujian dan tantangan s makin nyata dan luar biasa sebanding dengan ilmu yang didapat. Dimulai dari Tahap awal pendaftaran atau unduh CV, pengisian Essay, Test bakat Skolastik, Unggah RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ), Simulasi mengajar dan diakhiri dengan wawancara, dimana setiap tahapan-tahapan itu dilalui dengan penantian hasil, dan Alhamdulillah atas izin Allah SWT, support keluarga, kepala sekolah, murid dan rekan sejawat, setiap pengumuman hasil yang selalu dikirim lewat SIMPKB selalu tertulis EURIAH LAMANI, selamat anda lulus di tahap unduh berkas, Pengisian Essay sampai di tahapan akhir. Dan akhirnya dapat bernapas lega ketika mendapatkan Email masuk dari Kemdikbud dan bersiap-siap perang mengikuti PPGP selama 9 bulan, sungguh luar biasa angka nyaris sempurna untuk sebuah perjuangan. Diibaratkan seorang ibu yang sedang mengandung ketika 9 bulan berharap melahirkan anak dalam keadaan sempurna dan dapat membanggakan banyak orang, mandiri,berguna dan bermanfaat kelak pada masa depannya nanti.
Demikian tamsilan seorang CGP ( Calon Guru Penggerak ) sebagai agen perubahan yang diharapkan kelak sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki karakter berbudi pekerti luhur dan memiliki nilai-nilai sebagai seorang Guru Penggerak yaitu Mandiri, Inovatif, Reflektif, Kolaboratif dan Berpihak pada murid dengan tujuan akhir terciptanya Murid Merdeka dan Merdeka Belajar berdasarkan Profil Pelajar Pancasila yaitu :
1.Beriman, bertaqwa pada Tuhan YME dan berakhlak mulia
3. Mandiri
4.Bernalar kritis
5. kreatif
6.Bergotong royong
7.Berkhebinekaan global

Lewat PPGP ini membangunkan saya membelalakkan mata saya, oh ternyata seperti ini idealnya kita bersikap kita murid dan rekan sejawat kita di kelas dan sekolah.
Kembali pada Refleksi Filosofis Pendidikan menurut Bapak Pendidikan Nasional KI Hajar Dewantara, yang terkenal dengan semboyan Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso. Semboyan ini sudah lama saya mengetahuinya namun saya tidak memahami makna yang tersirat di dalam semboyan itu.

Seorang pendidik diibaratkan petani, yang hanya dapat menuntun tumbuh kembangnya padi, memperhatikan kesuburan tanah, memberi pupuk, meemberi air, menghalau binatang-binatang dan hama yang akan merusak padi tersebut, petani mengharapkan hasil padi yang paripurna sehingga selalu merawat pertumbuhan padi.
Begitu banyak ilmu yang saya peroleh dari CGP ini terutama bagaimana kita memenuhi proses pembelajaran di kelas yang terkadang kita masih menyimpang yaitu guru datang, menerangkan dengan metode ceramah, mengharapkan murid duduk manis, diam dan terpaku mendengarkan panjang kali lebar ceramah atau bahkan Omelan bapak/ibu guru di kelas. Tanpa kita memahami apakah diam murid kita itu adalah penuh dengan tekanan, diam karena terpaksa, takut dihukum, duduk diam tapi pikiran kesana kemari bermain di kepala karena ketika sang penguasa kelas " GURU " tiba-tiba bertanya dan murid shock,kaget,terperanjat,terperangah dengan mimik wajah yang tegang, aduuuh...apa ya, mmm...MMM sambil garuk-garuk kepala.

Bapak/ibu guru let's out from comfort zone, and let's out of the box. Guru kaku tak kan laku. Mari rangkul dan gandeng tangan murid karena mereka adalah mitra guru. Murid berharap Belajar datang ke sekolah artinya biarkan murid berinovasi lewat karya mereka masing-masing karena kembali menurut Bapak KHD Ki Hajar Dewantara, perlakukan anak sesuai kodrat alam dan kodrat zaman. Setiap anak adalah unik, setiap anak membawa karakter nya masing-masing. Sesungguhnya tidak ada murid yang bodoh yang ada hanya mereka belum siap untuk belajar, tidak ada murid yang bodoh yang ada hanya kita para guru terlalu besar berharap untuk mendapatkan produk atau hasil murid dengan nilai murid yang ada di kertas. Sementara untuk kelanjutan masa depan murid dibutuhkan realitas kemampuan di lapangan yang mendukung.

Masih lebih kurang 5 bulan lagi perjalanan menuju GURU PENGGERAK, berdoa dan berharap kepada Allah SWT selalu menganugerahkan saya dan teman-teman CGP seluruh Indonesia karena ini merupakan Best Program dari Mas Mentri Nadiem Makarim yang merupakan Episode ke 5 yaitu Guru Penggerak.
Banyak positive impact yang saya peroleh sebagai CGP, di awal-awal pendaftaran saya sering berselancar di Kanal YouTube mencari informasi seputar pendidikan guru Penggerak. Saya mencoba menganalisa sendiri dan membuat program diri sendiri, bahwa di dalam PPGP ini dari awal menuntut konsentrasi dan kemampuan Literasi tingkat tinggi. Mulai dari pengisian Essay, dituntut dan ditantang kemampuan berpikir, menulis, mengolah kata menjadi rangkaian kalimat yang dapat mensugesti pembaca, karena tidak tanggung-tanggung sampai 10.000 karakter yang kalau tidak pas sesuai permintaan kata maka sistem tidak akan dapat lanjut.
Walau SEPATU ( Separoh tua ) saya hendak menjadi ULAMA ( Usia lanjut masih aktif ), saya terus mencari informasi dan ilmu dari Internet, sampai pada satu masa Allah mempertemukan saya dengan seorang yang juga sudah tidak muda lagi namun MashaAllah luar biasa prestasi dan sangat sangat Low Profile dan semangat berbagi nya so amazing. Seorang Penulis, Blogger, Guru, Motivator. Inisiator, Mentor dan predikat lain seorang Bapak Wijaya Kusumah atau akrab disapa OmJay.
Salam hormat dan salut buat OmJay, sehat selalu OmJay, semoga ilmu yang Bapak beri secara cuma-cuma yang hanya lewat dunia Maya, lewat Zoom dan Group WA seperti kelas Menulis, Kelas Belajar Berbicara, English for teachers, Blogger dan masih banyak komunitas ilmu bermanfaat yang Bapak inisiasikan bagi kami sehingga Bapak menularkan virus baik sampai menelurkan penulis,pembicara,blogger terkenal lainnya, semoga menjadi ladang pahala bagi Omjay dan tim.

Lewat Kelas menulis itu memudahkan saya dalam pengisian Essay pada masa pendaftaran guru Penggerak. Dan kembali keahlian literasi dituntut pada setiap Modul dimana ada soal di dalam soal dan semua harus secara tertulis lewat LMS dan juga unggah tugas dalam bentuk digital. Pendidikan mandiri yang sungguh sangat melelahkan dan menyita waktu. Bagi para CGP berburu dengan waktu dan jaringan sudah sangat lekat dengan kami sampai di perjalanan menuju 4 bulan.
Tidur tengah malam pun sudah menjadi makanan kami. Semoga selalu diparingi kesehatan Gusti Alloh.

Ingin tahu keseruan cerita dan pengalaman PPGP, yuk bapak/ibu guru hebat daftarkan diri ke Guru Penggerak Angkatan 7, biar bapak/ibu guru punya cerita dan pengalaman sedih,gembira,bingung, heboh,stuck, sebagai pejuang centang biru.

Mari terus berkarya, semoga bahagia pada akhirnya.

Bala bantuan bala tentara
Selamatkan bumi alam semesta
Dengan refleksi Bapak Ki Hajar Dewantara
Semoga dapat diaplikasikan secara nyata

Aku tersenyum aku tertawa
Aku menangis bukannya munafik
Mari ciptakan murid dan guru bahagia
Rawat dan tumbuh peserta didik


SALAM GURU PENGGERAK


Rabu, 26 Januari 2022

 REFLEKSI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA






 

 

Ketika mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak ( PPGP ) Angkatan 4 Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara pada materi Modul 1 mengupas tuntas tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Semboyan beliau yang terkenal yaitu In Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani  yang memiliki arti di depan memberikan keteladanan, di tengah - tengah memberikan motivasi dan  semangat , di belakang memberikan dorongan.  d

Semboyan ini memberikan teladan bahwa seorang guru harus menjadi teladan, sebagai Role Model yang baik bagi peserta didik untuk dapat memotivasi murid memiliki tujuan yang kuat dan bersama-sama mendorong murid berkembang dan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup di masa depan.

Tujuan Pendidikan menurut KHD ( Ki Hajar Dewantara )yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak/murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi - tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Guru diibaratkan sebagai petani yang menuntun tumbuh kembangnya padi dengan memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat atau jamur yang mengganggu hidup tanaman padi. Apa yang ditanam sang petani maka akan memetik hasil yang ditanam tergantung bagaimana cara kita menanam dan merawatnya akan mempengaruhi apa yang akan kita petik/hasilkan.

Setiap anak/murid adalah unik. Masing - masing dengan karakter  yang berbeda. Oleh sebab itu setiap guru harus dapat menjadi guru among, mendidik dengan tulus dan penuh kasih sayang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga dapat mengembangkan potensi dan kemampuan diri .

Selanjutnya Bapak KHD juga menerapkan bahwa dalam menuntun kodrat anak harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam adalah kondisi lingkungan dimana anak didik itu berada baik secara budaya maupun kondisi dan letak geografisnya. Sedangkan kodrat zaman adalah kondisi zaman yang dihadapi oleh anak didik. Seperti di masa Pandemi saat ini dimana mau tidak mau suka tidak suka seluruh guru dan siswa harus memiliki tingkat kemampuan tekhnologi yang tinggi dan adaptif  sesuai dengan keterampilan Abad 21.

Dalam menerapkan metode pembelajaran secara Daring/dalam jaringan  dimana dunia ada di dalam genggaman oleh sebab itu harus bijak dalam memilah dan memilih semua sumber ilmu yang tidak bertentangan dengan budaya dan kearifan lokal bangsa.


Dari gambaran refleksi pemikiran Bapak KHD yaitu Student Centered Learning, pembelajaran yang berpihak pada murid. Menempatkan murid sebagai Subjek bukan Objek, memberikan kesempatan untuk dihargai, didengar pendapatnya dan memberikan ruang dan waktu untuk mengeluarkan eksperimen - eksperimennya bukan hanya sebagai pendengar sejati dari ceramah - ceramah sang guru. Mari kita para guru membuka hati untuk murid, kita menjadi pendengar yang baik untuk murid - murid kita karena sejatinya mereka ingin berbicara untuk dimengerti bukan selalu untuk dipersalahkan dan tidak diberi kesempatan untuk membela diri.

" Bebas dari segala ikatan dengan suci hati mendekati sang anak, tidak meminta sesuatu untuk hak melainkan berhamba pada anak " ( KHD )

Kata berhamba disini merupakan mengandung makna kiasan atau leksikal yang tidak ada korelasi nya dengan Sang Maha Pencipta karena sesungguhnya semua manusia hanyalah menghambakan dirinya hanya kepada yang Maha Esa, Allah SWT, Tuhan YME. Kata berhamba/menghamba disini berarti  bahwa dalam mendidik segala sesuatunya selalu mengutamakan kepentingan murid, yang menjadi prioritas adalah kepentingan murid. 

Dalam mendidik, kita sebagai guru, apa pun yang kita kerjakan adalah hasil akhir yang harus dipertimbangkan apa dampaknya pada murid kita, baik atau buruk. Dengan kata lain program apa pun yang kita para guru lakukan haruslah berpihak pada murid.

Demikian juga dengan kata Abdi Dalem yang dibuat penulis untuk nama web di Blog penulis hanya mengutip dari kamus Bahasa Jawa yang berarti seseorang yang memiliki peran dan andil penting dalam suatu urusan. Kita lihat para Abdi Dalem yang ada di Kraton Solo dan Jogja tidak dapat kita pandang sebelah mata akan fungsi dan tanggung jaawabnya bagi Raja dan Ratu di Kraton. 

Demikian ungkapan Guru sebagai Abdi Dalem, semoga menjadi ladang amal bagi para guru yang tidak pernah lelah untuk mendidik dan membentuk karakter para peserta didik dengan tulus,ikhlas dan penuh kesabaran. Semoga Allah SWT, Tuhan YME mencatat seluruh kebaikan kecil para guru yang akan menolong para guru di hari akhir kelak.

Semoga tercapai peserta didik dengan profil pelajar pancasila dan setiap orang menjadi guru dan setiap rumah menjadi sekolah. Dan berharap akan tercipta kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga menjadi upaya perbaikan yang berkesinambungan dalam mewujudkan Murid Merdeka Belajar dan Sekolah Merdeka Belajar. Murid Merdeka Belajar disini bukan berarti merdeka dalam arti kebablasan, seenak hati dan semaunya saja murid mau belajar atau tidak namun murid merdeka adalah murid yang memiliki tujuan dalam pembelajarannya, berekspresi dengan caranya sehingga dirinya merasa nyaman, senang, tidak terpaksa tetapi tetap merasa dihargai, dan terjadi komunikasi dua arah antara murid sebagai subjek belajar dengan guru di sekolah. Dan sekolah Merdeka Belajar berarti sekolah yang mendiptakan kolaborasi belajar antara kepala sekolah, guru, orang tua dan murid untuk mengikuti beragam program belajar dari sekolah yang mewujudkan keberpihakan pada murid.

          Dengan demikian peran  guru penggerak sangatlah diharapkan memberi sinar pencerah-

          an bagi wajah baru dunia pendidikan yang selalu tergerak, bergerak dan menggerakkan.

          Guru penggerak adalah guru yang mampu menjadi  contoh bagi murid, guru lain dan 

          komunitas sekolah yang terus berinovasi, bergerak untuk mengedukasi dan meningkatkan

          potensi tidak hanya untuk diri sendiri melainkan untuk murid, rekan guru lain dan stake

          holder pendidikan. Terus bergerak melakukan perubahan kebaikan, berbuat walau peru-

          hannya tampak kecil, " Apa pun perubahan kecil itu jika setiap guru tergerak dan berge-

          rak melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan berge-

          rak " ( Anwar Nadiem Makarim )               

    




GURU TAHAN BANTING

GURU TAHAN BANTING Berbicara tentang Kurikulum Merdeka yang lebih memfokuskan pada pendeteksian bakat dan minat murid yang terus digali dan ...