Kamis, 28 April 2022

AKSI NYATA PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBRELAJARAN

 Portofolio aksi nyata modul 3.1.a.10

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN



Dipublikasikan pada          : 28 April 2022

 

Sumber                               : Program Tadarus dan Tahfidz di sekolah 

                                              di Bulan Ramadhan                                                

Nama CGP                          : Euriah Lamani, S.Pd

                                             Angkatan 4 Kab.Deli Serdang


Unit Kerja                          : UPT SPF SDN 105277 Hamparan Perak



             ACARA KHOTMIL QUR'AN DAN SANTUNAN ANAK YATIM 

                                 SDN 105277 HAMPARAN PERAK

  " Raih keberkahan Ramadhan dengan pecinta Alqur'an dan Anak Yatim "


1. PERISTIWA ( FACT )


Latar belakang tentang situasi yang dihadapi


Pembelajaran tatap muka terbatas selama Bulan Ramadhan berjalan normal sesuai jadwal yang di instruksikan oleh Dinas Pendidikan dengan jam pertemuan yang terbatas selama bulan suci Ramadhan.


Memasuki minggu ke dua tepatnya tanggal 11 April sampai dengan 23 April dimana sebelumnya pucuk pimpinan di sekolah kami mengadakan pertemuan untuk membicarakan, mendiskusikan dan mengambil kesepakatan tentang program tadarus dan tahfidz sebagai jangka pendek selama 2 minggu. Dan untuk program ke depannya adalah acara Khotmil Qur'an dan santunan anak yatim yang ada di lingkungan sekolah.


Berbagai fakta dan argumen kami ungkapkan. Dan akhirnya kesepakatan pun di dapat. Pengambilan keputusan telah dilaksanakan. Semulanya acara akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 April 2022, namun saya menyampaikan apakah acara dapat diganti waktunya berhubung pada waktu yang bersamaan saya sedang mengikuti Test PPG.

Akhirnya Kepala Sekolah menyetujui permohonan saya, acara dilaksanakan pada selasa, 26 April 2022 dimulai agak meleset 30 menit dari waktu yang ditentukan 09.00 WIB, berhubung menanti Pak Korwilcam hadir namun setelah mendapat berita bahwa beliau tidak dapat hadir dikarenakan ada kunjungan kerja resmi yang tidak dapat dihindari.


Adapun latar belakang kegiatan ini adalah mengisi momen kegiatan pada bulan penuh berkah ini dengan mengisi kegiatan-kegiatan rohani yang diharap dapat meningkatkan ketaqwaan dan menciptakan generasi pencinta Alqur'an. Sedangkan santunan anak yatim juga merupakan kegiatan rutinitas/Agenda tahunan sekolah kami selama Bulan Ramadhan, saling berbagi sebagai bentuk Empati dan rasa kasih sayang sesama warga sekolah.


Tidak dapat dipungkiri di masa peralihan Pandemi Covid ini untuk menyelenggarakan acara yang tentunya akan mengundang kerumunan, pihak sekolah perlu mempertimbangkan protokol kesehatan. Bersyukurnya di daerah/lingkungan sekolah kami berada di Green Zone, Zona hijau atau kategori aman. Berharap selama kegiatan berlangsung semua dalam keadaan aman dan baik-baik saja.


Berdasarkan latar belakang situasi tersebut, untuk mengatasi dilema dan pengambilan keputusan terbaik maka akan diterapkan 9 langkah pengambilan keputusan.

Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan tersebut yaitu :

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam       situasi ini

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

4. Pengujian benar atau salah

5. Pengujian paradigma benar lawan benar

6. Melakukan prinsip resolusi

7. Investigasi Opsi Trilema

8. Buat keputusan

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan


Alasan melakukan aksi nyata


Kepala sekolah yang juga merupakan Pengajar Praktik di PPGP ( Program Pendidikan Guru Penggerak ) Angkatan 4 tentunya sangat memahami program lanjutan dari setiap modul per modul, dan pada kesempatan ini masuk pada modul 3 tepatnya 3.1.a.10 Pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran.

Keberadaan kepala sekolah sebagai pengajar praktik sangat membantu saya sehingga dapat berkolaborasi bersama-sama untuk mewujudkan pembelajaran sesuai kebutuhan murid demi tercapainya program Merdeka Belajar.

Oleh karenanya perlu dilakukan pengujian pengambilan keputusan dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sehingga keputusan yang diambil adalah keputusan terbaik, berpihak pada murid, serta dapat dipertanggung jawabkan. Maka pihak sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah, dewan guru, serta komite terlebih dahulu mengadakan rapat koordinasi guna membahas langkah-langkah pengambilan keputusan tentang kegiatan Khatam Qur'an dan santunan anak yatim yang akan diselenggarakan di lingkungan sekolah.

Foto kegiatan pengambilan keputusan dengan kepala sekolah dan rekan sejawat H-2 Bulan Ramadhan.  


Hasil Aksi Nyata

Proses pengambilan keputusan dengan menjawab 9 langkah pertanyaan penuntun berikut :

1. Apa nilai-nilai yang sedang bertentangan dalam studi kasus tersebut ? 

    Individu (dalam hal ini pihak sekolah) lawan masyarakat (wali murid)

2. Siapa yang terlbat dalam situasi tersebut ? 

    Kepala Sekolah, dewan guru ( termasuk saya sebagai Ketupat/Ketua 

    Panitia), Komite Sekolah, murid dan wali murid

3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?

* Kegiatan Khatam Qur'an dan santunan anak yatim dilaksanakan di ruang terbuka dan mengundang kerumunan walau berada di zona hijau

* Wali murid  mendukung acara dengan ikut berpartisipasi dalam pengumpulan dana pribadi yang dikoordinasi masing-masing guru kelas

* Para guru juga turut serta berpartisipasi mengumpulkan dana masing-masing guru kelas dan guru bidang study

* Semua guru terlibat dalam kesuksesan acara mulai dari perencanaan, persiapan, dan ikut aktif pada kegiatan

* Mengajak murid untuk ikut berkolaborasi dengan bertugas sebagai MC

* Pihak Komite Sekolah telah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan yang diambil pihak sekolah

* Tetap mematuhi Protokol kesehatan


4. Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut/uji legal?   Tidak ada tentunya yang menyalahi atuan Hukum 

* Apakah ada pelanggaran peraturan/lkode etik profesi/uji regulasi ?

   Juga tidak ada

*Berdasarkan perasaan dan intuisi anda apakah ada yang salah dalam situasi ini/uji intuisi ? Tidak ada 

*Apa yang anda rasakan bila keputusan anda di publikasikan di halaman depan koran ? Apakah anda merasa nyaman ? 

Sehubungan acara Khatam Qur'an dan santunan anak yatim ini merupakan aset dan kekuatan sekolah yang merefleksikan aksi nyata dan praktik  baik menurut saya So far so good.

* Kira-kira keputusan apa yang akan diambil oleh panutan/idola anda dalam situasi ini ? 

Kepala Sekolah yang menjadi panutan kami di sekolah dan saya sebagai ketua panitia akan mengambil keputusan yang sama dengan yang dikendaki dan disepakati bersama dengan rekan sejawat lainnya.

* Jika situasinya adalah situasi dilema etika maka paradigma mana yang terjadi dalam situasi tersebut ?

Individu lawan masyarakat (Individual vs community)

* Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai ?

Prinsip peraturan

* Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilema)

Para orang tua akan hadir dan dengan rasa terharu, bangga dan bahagia melihat anak-anaknya tampil di panggung menyenandungkan sholawat Nabi, membaca Alqur'an, Tahfidz dan khataman.

* Apa keputusan yang akan diambil ?

Acara Khotmil Qur'an dan santunan anak yatim harus dikemas secara maksimal sebagai bentuk rasa peduli dan tanggung jawab bersama.

* Coba lihat lagi keputusan anda dan refleksikan !

Menurut saya keputusan yang telah disepakati bersama dengan warga sekolah merupakan satu keputusan dari pengambilan keputusan dari satu agenda kegiatan yang sifatnya sangat baik dan mulia. Semoga menjadi lebih baik lagi ke depannya dengan program-program baik dalam menunjang visi dan misi sekolah, menciptakan murid yang memiliki Imtaq (Iman dan Taqwa) dan IPTEK (ilmu pengetahuan dan teknologi)


Tindak lanjut pengambilan keputusan.

Setelah mengadakan rapat dengan kepala sekolah dan rekan guru lainnya yang membahas program khotmil qur'an dan santunan anak yatim, diambil kata sepakat, disusun dan disetujui bersama kepanitiaan, atur strategi, rancang dan laksanakan.

Koordinasi dengan Korwilcam sebagai pejabat di lingkungan setempat agar diketahui dan disetujui dilaksanakan program di sekolah kami dan juga koordinasi dengan Komite Sekolah.

Kemudian masing-masing guru kelas memberikan undangan bagi murid yang khatam qur'an, tahfidz dan undangan anakyatim yang didampingi orang tua masing-masing.

                       Saya selaku Ketupat/Ketua Panitia melaporkan secara singkat pelaksanaan kegiatan

                       Kata sambutan dari   Kepala sekolah, ibu Zainab, S.Pd

             Bapak Ir.Rafid Rizal selaku komite sekolah dalam sambutannya

             Para tamu undangan dan Orang tua murid

             Tradisi budaya Suku Melayu serah terima " Bale " dari orang tua murid kepada pihak sekolah

              Foto bersama dengan anak-anak istimewa dari SDN 105277

              Hafidz/ah dari kelas 1


              Hafidz/ah kelas tinggi didampingi oleh kepala sekolah dan orang tua masing-masing


2. PERASAAN ( FEELING )

Saya merasa senang selaku Ketua Panitia telah berhasil bekerja sama dengan seluruh rekan sejawat dan atas dukungan penuh dari Ibu Kepala Sekolah dengan melaksanakan langkah-langkah pengambilan keputusan bersama warga sekolah untuk mengatasi permasalahan dilema etika yang terjadi di sekolah dengan mengadakan program keagamaan selama Bulan Ramahan dan sebagai puncaknya adalah acara Khataman/Khotmil Qur'an dan santunan anak yatim.

Semua pihak begitu semangat dan antusias mengikuti acara walaupun sedang dalam keadaan berpuasa. Para murid mampu mengisi peran dalam kegiatan tersebut.


3. PEMBELAJARAN ( FINDING )

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan keseluruhan aksi nyata dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dapat membantu pihak sekolah dan guru dalam mengahadapi situasi dilema etika. Keputusan-kepuitusan yang telah diambil telah melewati tahapan-tahapan pengujian sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang terbaik, berpihak kepada murid serta dapat dipertanggung jawabkan.

Pembelajaran tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran pada Modul ini menggunakan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan.


4. PENERAPAN KE DEPAN ( FUTUR
E )

Proses pengambilan keputusan yang telah saya lakukan di sekolah pastinya belumlah sempurna. Still on process menjadi pemimpin dalam pembelajaran yang masih terus belajar dan mengaplikasikannya di kelas dan sekolah. Untuk ke depannya bila menemui kasus dilema etika lagi, saya beserta pihak sekolah akan terus menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dengan lebih baik sehingga kami mampu untuk menganalisa setiap kasus dilema etika yang terjadi di sekolah untuk menghasilkan keputusan yang lebih bijak, berpihak pada murid dan dapat dipertanggung jawabkan.


Pada kesempatan yang baik ini pula, saya selaku CGP (  Calon Guru Penggerak ) menyampaikan sedikit tentang pengambilan keputusan program yang akan saya terapkan di sekolah yaitu GUSI SEHAT Guru Siaga Senyum Bahagia Tulus dan UMATA Ucapkan Maaf dan Terimakasih.

Adapun keputusan saya dalam pengambilan keputusan 2 program ini diharapkan sebagai pendidik mampu dan siap siaga menghadapi murid di segala situasi dan kondisi murid. Teruslah menjadi guru bahagia karena dengan rasa bahagia guru mampu menciptakan murid yang tentunya bahagia juga dan memiliki Budi Pekerti. Tuluslah berbuat dan berbuatlah dengan tulus dengan mengharapkan pendidikan yang berpihak pada murid dapat tercapai kelak mereka mampu mengisi kehidupannya di masa depan kelak sebagai individu maupun sebagai masyarakat.

Maaf dan Terimakasih merupakan 2 kata sangat sederhana 

namun luar biasa ajaibnya, dengan 2 kata sederhana ini mampu menghipnotis diri murid, memotivasi dan meninggalkan perasaan bahagia dan rasa dihargai. Jangan pernah merasa malu dan gengsi untuk mengucapkan Maaf dan Terimakasih.

Semoga saya ke depannya nanti mampu melahirkan murid yang berbudi pekerti baik dan tidak hanya cerdas kognitif. Namun mengharapkan murid yang mampu memiliki bulatnya jiwa manusia yang merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan suatu tenaga.

Terus berproses dan melatih diri dengan melakukan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan, butuh pembiasaan dengan cara " Learning by doing ". 

Saya tidak perlu HEBAT untuk MEMULAI sesuatu namun saya perlu MEMULAI untuk jadi HEBAT.

Semoga dan terimakasih.







 

                                              

Rabu, 20 April 2022

3.1.a.9 KONEKSI ANTAR MATERI - Modul 3.1 Pengambilan keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

Pratap Triloka yang diciptakan Bapak Ki Hajar Dewantara " Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani " yang memiliki arti " Di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi dan di belakang memberikan dukungan " yang dijadikan sebagai asas-asas pendidikan. Bagian dari salah satu semboyan Tut wuri handayani  dijadikan sebagai slogan Kementrian Pendidikan Nasional Indonesia. Semboyan tersebut masih tetap menggema seolah tak lekang oleh zaman dimana seperti kita pahami di tengah derasnya arus perkembangan teknologi digital saat ini peran guru sebagai pemimpin pembelajaran benar-benar dituntut agar mampu mengelola pembelajaran yang berkualitas dengan memanfaatkan seluruh sarana dan prasarana yang tersedia. Guru tidak lagi berperan sebagai orang yang lebih tahu semua dari muridnya namun guru harus mampu menjalin kolaborasi dengan siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang diciptakan harus mampu berpihak pada murid ( Student Centered Learning ).

Di era digital saat ini seorang guru harus mampu mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengacu pada Patrap Triloka yaitu mampu menjadi teladan, memberi motivasi, dan memberi dukungan kepada muridnya dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki murid sesuai dengan korat alam dan kodrat zamannya seperti yang dikatakan bapak KHD " Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri, pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu ".

Peran guru sebagai AMONG yang mampu menjaga, mendidik, dan membina berdasarkan kasih sayang tentunya menuntut guru harus mampu memberikan contoh baik sebagai teladan bagi murid dan di tengah lingkungan masyarakat dengan pembentukan nilai diri. Seorang guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang guru yang memiliki nilai-nilai kebaikan dalam dirinya akan mampu melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mampu menanamkan budaya positif dengan menggunakan konsep Inkuiri Apresiatif lewat BAGJA ( Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi ) sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif daan berbasis kekuatan dalam membantu dalam mengambil keputusan seperti menerapkan disiplin kepada murid, dimana disiplin berbeda dengan hukuman. Untuk membangun sikap disiplin murid guru tidak harus menerapkan hukuman. Ketika disiplin dibarengi dengan hukuman tidak menjamin anak melakukan disiplin dengan sukarela dan ikhlas tetapi semata-mata karena dirinya ingin bersikap disiplin karena merasa takut dengan hukumannya, sehingga ketika sudaho merasa hilang rasa takutnya maka hilang juga lah rasa disiplin dan tidak dilakukan lagi.

Begitu juga dengan penumbuhan budaya positif dengan memberikan reward/hadiah. Ketika sudah tidak ada reward yang diterima maka murid tidak akan disiplin lagi karena kecewa tidak diberikannya lagi reward. Untuk kondisi seperti ini dibutuhkan pengambilan keputusan yang harus berdampak baik pada murid dapat dengan memberikan Apresiasi seperti dengan mengeluarkan ekspresi wajah gembira dan berseru " Wah hebat anak ibu mampu mengerjakan tugas yang ibu berikan, Selamat ya nak, ibu bahagia, ibu yakin anak ibu yang lain pasti akan menyelesaikan tugas " ungkapan-ungkapan tersebut dapat memberikan motivasi bagi murid. Bahkan jangan pernah ragu untuk mengucapkan Maaf dan terimakasih pada murid merupakan satu bentuk penghargaan yang dapat meningkatkan harga diri dan potensi dalam diri yang dapat dikembangkan.

Untuk memudahkan seorang guru dalam pengambilan keputusan yang tepat yaitu keputusan yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan memiliki kemampuan Coaching ( pembimbingan ). Salah satu model Coaching yang mudah dipahami adalah dengan model TIRTA ( Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, Tanggung jawab ).
" Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir. Potensinya anda, sebagai guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir tanpa sumbatan ".

Pengambilan keputusan dengan coaching yang merupakan komunikasi efektif dengan memberikan arahan dan beberapa pertanyaan pemantik kepada orang yang dibimbing ( coachee ) agar dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan memaksimalkan potensi yang ada pada diri coachee.
Dan juga pengambilan keputusan dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan Pembelajaran sosial dan emosional (PSE) dengan kerangka CASEL ( Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning ) yang terdiri atas kesadaran diri ( pengenalan emosi ), pengelolaan diri ( dan fokus), kesadaran sosial (empati), kemampuan berinteraksi sosial ( Resiliensi) dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

Seorang guru harus mampu mengambil keputusan dalam melakukan coaching tidak hanya kepada murid ataupun rekan sejawat dapat membantu murid dalam menggali potensi dan mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepaati bersama. Begitu pun ketika murid memiliki masalah maka guru dapat menghantarkan murid untuk menemukan solusi untuk memecahkannya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan murid yang bersifat sugestif dan reflektif. Pada akhirnya murid dapat menemukan sendiri cara menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi dengan mengaplikasikan 
identifikasi masalah, mendengarkan aktif, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya sugestif dan reflektif, misalnya apa saja yang sudah dilakukan ? Apa saja hambatan selama yang pernah dialami ? Apa solusi-solusi yang sudah dipikirkan ?  Hal-hal apa yang akan dilakukan untuk mengantisipasi hambatan ?

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah dengan konsep pengambilan keputusan yang dibutuhkan baik sebagai guru ataupun dalam kehidupan sehari-hari  selain di sekolah, guru dituntut untuk mengetahui tahapan langkah pengambilan keputusan.
Dalam pengambilan keputusan kita sering dihadapkan pada 2 situasi yaitu situasi dilema etika dan situasi bujukan moral. Dilema etika adalah situasi yang terjadi  jika seseorang harus memilih diantara 2 pilihan dimana 2 pilihan tersebut secara moral benar namun bertentangan ( Benar vs benar ) sedangkan bujukan moral adalah situasi yang terjadi jika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah ( Benar vs salah ).

Ketika guru dan murid menghadapi situasi dilema etika , maka akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan. Secara umum ada 4 paradigma  yang terjadi pada situasi dilema etika yaitu :
1. Individu lawan masyarakat ( Individual vs community )
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan ( Justice vs mercy )
3. Kebenaran lawan kesetiaan ( Truth vs loyalty )
4. Jangka pendek lawan jangka panjang ( Short term vs long term )
Dalam pengambilan keputusan dengan mengikuti 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan yang merupakan unsur/faktor untuk memastikan keputusan yang diambil benar dan tepat sasaran ketika menghadapi suatu dilema etika atau bujukan moral .

Dengan pengambilan keputusan yang tepat tentunya akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman merupakan harapan sebagai seorang pemimpin pembelajaran harus mampu dan terampil mengambil keputusan yang tepat sehingga akan tercipta lingkungan yang diharapkan.

Menjadi seorang pemimpin yang dituntut mampu mengambil keputusan yang berdampak tentunya menghadapi kesulitan-kesulitan dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di lingkungan sekolah antara lain dipengaruhi adanya perbedaan budaya, nilai-nilai dan prinsip hidup yang mendasari setiap individu. Namun ibutuhkan keberanian dan kepercayuaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang mengakomodaasi seluruh kepentingan para pemangku kepentingan. Sehingga diperlukan kejelasan visi dan misi, budaya dan nilai-nilai yang dianggap penting di sekolah agar dapat menjadi acuan dalam pengambilan keputusan.

Sehingga seperti refleksi filosofi pendidikan KHD adalah murid merdeka dan merdeka belajar dengan pengaruh pengambilan keputusan tepat dan efektif bagi diri kita sebagai pemimpin pembelajaran agar ercipta lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman dan menyenangkan. Dalam hal ini kemerdekaan belajar murid adalah hal yang utama dengan mewujudkan dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan minat, gaya belajar dan kesiapan murid dan juga pembelajaran sosial emosional dan menerapkan teknik coaching.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya haruslah cakap yang secara langsung akan menumbuhkan nilai-nilai positif dan karakter baik pada diri  murid ketika menghadapi dilema dalam kehidupannya yang akan mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid.

Sebagai kesimpulan bahwa pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan modul-modul yang telah dipelajari merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar, sebagaimana dijelaskan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.

Dalam melaksanakan proses pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin dalam pembelajaran.               ( Foto Kegiatan diambil sebelum Bulan Ramadhan )

              Kolaborasi antara guru dan murid untuk menghasilkan karya sebagai pemimpin dalam pembelajaran.




GURU TAHAN BANTING

GURU TAHAN BANTING Berbicara tentang Kurikulum Merdeka yang lebih memfokuskan pada pendeteksian bakat dan minat murid yang terus digali dan ...