Kamis, 06 April 2023

Kebermanfaatan dan Praktik baik merdeka belajar dan Merdeka berbudaya

KEBERMANFAATAN DAN PRAKTIK BAIK MERDEKA BELAJAR DAN MERDEKA BERBUDAYA

Pergolakan dunia pendidikan pasca pandemi Covid-19 yang melanda seluruh negara memicu perubahan sistem pendidikan secara massive. Begitu juga dengan sistem pembelajaran di Indonesia. 

Berbagai cara dan upaya  dilakukan pemerintah Indonesia terkhusus Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset , dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghindari Learning Loss Generation.

Merubah paradigma baru tentang pendidikan dimana murid, murid dan murid sebagai tujuan akhir sesuai kodrat alam dan kodrat zaman mereka. Dengan tetap mengacu pada tujuan pendidikan yaitu murid yang mampu mengembangkan kompetensi sehingga mereka dapat menalar menjadi pribadi mandiri yang mampu menghadapi ujian bermakna dan kelak siap mengatasi tantangan dalam kehidupan baik sebagai manusia pribadi maupun ketika menjadi bagian dari masyarakat.

Teaching at the right level merupakan kunci dasar yang wajib menjadi pegangan bagi seorang pendidik saat ini. Tidak mudah memang untuk beranjak dan bangkit dari situasi nyaman, out of the box sebagai seorang pendidik, dimana kalau boleh  jujur mengakui para guru telah mengekang dan membatasi kemampuan, potensi dan kompetensi diri murid untuk menjadi dirinya sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Kita selalu memaksa murid untuk pintar dan jago menguasai pelajaran Matematika sementara sang murid handal dan telah menjuarai berbagai kejuaran Sepak Bola di Club sepak bola junior yang diikuti sang murid sebagai bakat dan minatnya.
Masih banyak lagi ketidak adilan yang guru lakukan di kelas dengan menganggap fungsi dan peran guru di depan kelas adalah satu-satunya sumber pembelajaran, penguasa kelas dimana semua murid harus mematuhi semua apa yang dikatakan guru tanpa memperhatikan VCO (Voice, Choice, Ownership) murid,  benar-benar kondisi Teacher centered learning bukan sebagai Student centered learning seperti refleksi pendidikan Bapak Ki Hajar Dewantara ING NGARSO SUNG TULODHO ING MADYO MANGUN KARSO TUT WURI HANDAYANI yang artinya guru harus mampu menjadi seorang teladan ketika berada di depan, di tengah memberikan semangat dan di belakang memberikan dorongan. Seorang guru diibaratkan petani yang hanya dapat menuntun tumbuh kembangnya padi tanpa berharap akan berbuah jagung. Perlakukan tanaman padi kita selayaknya memperlakukan tanaman padi dengan memperhatikan air, pupuk, sinar matahari agar tumbuh padi dengan kwalitas yang sempurna.

Dengan adanya tantangan kompleksitas, pemerintah terus berupaya berbenah diri dengan mencari solusi dan berinovasi dengan meluncurkan serangkaian Episode Merdeka Belajar yang sampai saat ini telah memasuki episode ke 24 dengan urutan Episode per episode yaitu :
1. Kebijakan USBN, UN, RPP dan PPDB
2. Kampus Merdeka
3. Skema penyaluran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
4. Program Organisasi Penggerak
5. Program Guru Penggerak
6.Transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi
7. Program Sekolah Penggerak
8. SMK pusat keunggulan
9. Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) Merdeka
10.Perluasan program beasiswa LPDP
11.Kampus Merdeka Vokasi
12.Sekolah aman berbelanja bersama SIPLah
13.Merdeka berbudaya dengan Kanal Indonesiana
14.Kampus Merdeka dari kekerasan seksual
15.Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar
16.Akselerasi dan peningkatan pendanaan PAUD dan pendidikan kesetaraan
17.Revitalisasi bahasa daerah
18.Merdeka berbudaya dengan dana Indonesiana
19.Rapor pendidikan Indonesia
20.Praktisi mengajar
21.Dana abadi perguruan tinggi
22.Transformasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri
23.Buku bacaan bermutu untuk literasi Indonesia
24.Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan

Merubah mindset mengacu pada Kurikulum Merdeka, sekali Merdeka tetap Merdeka Belajar dimana kemerdekaan belajar memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya (bukan tanpa aturan yang jelas dan benar) dan senyaman-nyamannya kepada anak didik untuk belajar dengan tenang, santai dan gembira tanpa stress dari tekanan dengan memperhatikan bakat alami yang mereka punya tanpa memaksa mereka mempelajari atau menguasai satu bidang pengetahuan di luar hobi dan kemampuan mereka sehingga masing-masing mereka memiliki portofolio yang sesuai dengan kegemarannya sehingga tercipta Profil Pelajar Pancasila dengan 6 elemen yaitu Beriman, bertaqwa pada Tuhan Yang Esa dan berakhlak mulia, Berkhebinekaan global, Gotong royong, Mandiri, kreatif dan Bernalar kritis.

Seorang pendidik juga diharapkan menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat/ A long life learner, terus mengupgrade diri, terus tergerak, bergerak dan menggerakkan orang lain dengan berkolaborasi merefleksikan semua yang diharapkan dalam setiap Episode Kurikulum Merdeka dimana Kurikulum Merdeka sendiri merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Tidak mudah dan membutuhkan waktu untuk mempelajari dan beradaptasi dengan perubahan yang ada. Menurut Mas Menteri Nadiem “Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidak nyamanan. Namun perubahan tidak dapat dimulai dari atas, semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama”.

Terus merefleksikan praktik-praktik baik dimulai dengan mendiagnosis di awal pembelajaran atau disebut Asesmen Diagnostik untuk memahami berbagai faktor yang menjadi penghambat murid dalam pembelajaran. Membuat kesepakatan kelas yang dirancang dan di sepakati keseluruhan warga kelas untuk lebih menghargai pendapat murid dan mengajarkan berkomitmen dan bertanggung jawab dengan apa yang telah di sepakati bersama. 
Menyusun pembelajaran Berdiferensiasi dengan memperhatikan aspek kesiapan belajar, minat belajar, profil/gaya belajar murid dengan menyertakan 3 strategi diferensiasi konten, proses dan produk. Sehingga tercipta pembelajaran yang Merdeka Belajar dan kelas yang memanusiakan manusia.

Semoga esensi dari Merdeka Belajar itu sendiri dapat menggali potensi terbesar tidak hanya untuk murid namun juga potensi para pendidik untuk terus berinovasi dan meningkatkan kwalitas pembelajaran secara mandiri yang mampu mengantar kepada manusia berbudaya untuk membentuk peradaban manusia lewat pendidikan dan pelestarian kebudayaan yang tidak boleh statis untuk terus menguatkan identitas dan nilai-nilai kemanusiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GURU TAHAN BANTING

GURU TAHAN BANTING Berbicara tentang Kurikulum Merdeka yang lebih memfokuskan pada pendeteksian bakat dan minat murid yang terus digali dan ...