Rabu, 26 Januari 2022

 REFLEKSI PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA






 

 

Ketika mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak ( PPGP ) Angkatan 4 Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara pada materi Modul 1 mengupas tuntas tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara. Semboyan beliau yang terkenal yaitu In Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani  yang memiliki arti di depan memberikan keteladanan, di tengah - tengah memberikan motivasi dan  semangat , di belakang memberikan dorongan.  d

Semboyan ini memberikan teladan bahwa seorang guru harus menjadi teladan, sebagai Role Model yang baik bagi peserta didik untuk dapat memotivasi murid memiliki tujuan yang kuat dan bersama-sama mendorong murid berkembang dan memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan hidup di masa depan.

Tujuan Pendidikan menurut KHD ( Ki Hajar Dewantara )yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak/murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi - tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Guru diibaratkan sebagai petani yang menuntun tumbuh kembangnya padi dengan memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat atau jamur yang mengganggu hidup tanaman padi. Apa yang ditanam sang petani maka akan memetik hasil yang ditanam tergantung bagaimana cara kita menanam dan merawatnya akan mempengaruhi apa yang akan kita petik/hasilkan.

Setiap anak/murid adalah unik. Masing - masing dengan karakter  yang berbeda. Oleh sebab itu setiap guru harus dapat menjadi guru among, mendidik dengan tulus dan penuh kasih sayang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga dapat mengembangkan potensi dan kemampuan diri .

Selanjutnya Bapak KHD juga menerapkan bahwa dalam menuntun kodrat anak harus disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam adalah kondisi lingkungan dimana anak didik itu berada baik secara budaya maupun kondisi dan letak geografisnya. Sedangkan kodrat zaman adalah kondisi zaman yang dihadapi oleh anak didik. Seperti di masa Pandemi saat ini dimana mau tidak mau suka tidak suka seluruh guru dan siswa harus memiliki tingkat kemampuan tekhnologi yang tinggi dan adaptif  sesuai dengan keterampilan Abad 21.

Dalam menerapkan metode pembelajaran secara Daring/dalam jaringan  dimana dunia ada di dalam genggaman oleh sebab itu harus bijak dalam memilah dan memilih semua sumber ilmu yang tidak bertentangan dengan budaya dan kearifan lokal bangsa.


Dari gambaran refleksi pemikiran Bapak KHD yaitu Student Centered Learning, pembelajaran yang berpihak pada murid. Menempatkan murid sebagai Subjek bukan Objek, memberikan kesempatan untuk dihargai, didengar pendapatnya dan memberikan ruang dan waktu untuk mengeluarkan eksperimen - eksperimennya bukan hanya sebagai pendengar sejati dari ceramah - ceramah sang guru. Mari kita para guru membuka hati untuk murid, kita menjadi pendengar yang baik untuk murid - murid kita karena sejatinya mereka ingin berbicara untuk dimengerti bukan selalu untuk dipersalahkan dan tidak diberi kesempatan untuk membela diri.

" Bebas dari segala ikatan dengan suci hati mendekati sang anak, tidak meminta sesuatu untuk hak melainkan berhamba pada anak " ( KHD )

Kata berhamba disini merupakan mengandung makna kiasan atau leksikal yang tidak ada korelasi nya dengan Sang Maha Pencipta karena sesungguhnya semua manusia hanyalah menghambakan dirinya hanya kepada yang Maha Esa, Allah SWT, Tuhan YME. Kata berhamba/menghamba disini berarti  bahwa dalam mendidik segala sesuatunya selalu mengutamakan kepentingan murid, yang menjadi prioritas adalah kepentingan murid. 

Dalam mendidik, kita sebagai guru, apa pun yang kita kerjakan adalah hasil akhir yang harus dipertimbangkan apa dampaknya pada murid kita, baik atau buruk. Dengan kata lain program apa pun yang kita para guru lakukan haruslah berpihak pada murid.

Demikian juga dengan kata Abdi Dalem yang dibuat penulis untuk nama web di Blog penulis hanya mengutip dari kamus Bahasa Jawa yang berarti seseorang yang memiliki peran dan andil penting dalam suatu urusan. Kita lihat para Abdi Dalem yang ada di Kraton Solo dan Jogja tidak dapat kita pandang sebelah mata akan fungsi dan tanggung jaawabnya bagi Raja dan Ratu di Kraton. 

Demikian ungkapan Guru sebagai Abdi Dalem, semoga menjadi ladang amal bagi para guru yang tidak pernah lelah untuk mendidik dan membentuk karakter para peserta didik dengan tulus,ikhlas dan penuh kesabaran. Semoga Allah SWT, Tuhan YME mencatat seluruh kebaikan kecil para guru yang akan menolong para guru di hari akhir kelak.

Semoga tercapai peserta didik dengan profil pelajar pancasila dan setiap orang menjadi guru dan setiap rumah menjadi sekolah. Dan berharap akan tercipta kolaborasi di lingkungan sekolah sehingga menjadi upaya perbaikan yang berkesinambungan dalam mewujudkan Murid Merdeka Belajar dan Sekolah Merdeka Belajar. Murid Merdeka Belajar disini bukan berarti merdeka dalam arti kebablasan, seenak hati dan semaunya saja murid mau belajar atau tidak namun murid merdeka adalah murid yang memiliki tujuan dalam pembelajarannya, berekspresi dengan caranya sehingga dirinya merasa nyaman, senang, tidak terpaksa tetapi tetap merasa dihargai, dan terjadi komunikasi dua arah antara murid sebagai subjek belajar dengan guru di sekolah. Dan sekolah Merdeka Belajar berarti sekolah yang mendiptakan kolaborasi belajar antara kepala sekolah, guru, orang tua dan murid untuk mengikuti beragam program belajar dari sekolah yang mewujudkan keberpihakan pada murid.

          Dengan demikian peran  guru penggerak sangatlah diharapkan memberi sinar pencerah-

          an bagi wajah baru dunia pendidikan yang selalu tergerak, bergerak dan menggerakkan.

          Guru penggerak adalah guru yang mampu menjadi  contoh bagi murid, guru lain dan 

          komunitas sekolah yang terus berinovasi, bergerak untuk mengedukasi dan meningkatkan

          potensi tidak hanya untuk diri sendiri melainkan untuk murid, rekan guru lain dan stake

          holder pendidikan. Terus bergerak melakukan perubahan kebaikan, berbuat walau peru-

          hannya tampak kecil, " Apa pun perubahan kecil itu jika setiap guru tergerak dan berge-

          rak melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan berge-

          rak " ( Anwar Nadiem Makarim )               

    




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GURU TAHAN BANTING

GURU TAHAN BANTING Berbicara tentang Kurikulum Merdeka yang lebih memfokuskan pada pendeteksian bakat dan minat murid yang terus digali dan ...