Jumat, 05 November 2021


Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh...
Selamat  malam

46  tahun  sudah  usiaku. Begitu  banyak  rangkaian cerita sedih dan gembira dalam hidup ini. Semua terekam jelas dalam memory. Alam bawah sadar membawaku mengenang masa kecil, ketika masih duduk di bangku SD yang hanya 5 tahun aku jalani karena harus lompat langsung ke SMP. Loh kok bisa ? Mengapa ? Bagaimana ?
Penggalan pengalaman masa lalu sebenarnya dapat menjadi sumber cerita. Tapi mengapa aku belum memulainya?.
Rasa ragu, rasa takut dan merasa tidak mampu menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah ataupun bersifat fiksi.

Perasaan yang saya alami dan kemungkinan juga bagi para Pemula dalam bidang tulis menulis dibongkar habis malam ini, Jumat 4 November 2021 kelas Belajar Menulis APKS PGRI gelombang 22 bersama ibu Musiin. M.Pd selaku Narasumber dan a beautiful smart Moderator Ms.Phia.

Masuk ke pertemuan ke 15, tinggal 5 resume untuk mencapai resume target, demikian supporting statement dari Mr.Brian sang pakar per Blogger an. 

Mengenal sosok ibu Musiin yang merupakan Alumni ke 8 dari kelas Belajar menulis asuhan OmJay. Mengikuti tantangan Prof.Eko bersama 9 teman ibu Musiin akhirnya dapat tersenyum bangga karena tulisan karya beliau " Literasi Digital Nusantara"
mampu menembus penerbit Mayor dan terpampang nyata di Gramedia.

Menurut ibu Musiin, beliau juga tak pernah menyangka akhirnya mencintai dunia tulis menulis, walau sebenarnya beliau juga merasakan hal yang sama seperti para pemula, TAKUT.  Takut tidak ada yang baca, takut dikritik, takut dan ketakutan lain namun  akhirnya ibu Musiin berhasil mengalahkan ketakutannya dan menjadi pemenang untuk diri ibu Musiin walau awalnya menurut pengakuan beliau hanya menulis untuk tugas kuliah dan tugas dinas.
" KONSEP BUKU NON FIKSI" tema perkuliahan malam ini. Namun sebelumnya doa kesembuhan buat ibunda ibu Musiin yang sedang sakit namun ibu Musiin masih meluangkan waktu dan pikiran untuk pembelajaran malam ini, semoga ladang amal buat ibu Musiin.

Buku ini menjadi pemicu bagi para penulis untuk segera merealisasikan semua ide, gagasan, cerita berdasarkan pengalaman nyata, kejadian di sekolah, kantor bahkan di jalan sekalipun. Inside of us has each story then why don't you write. So mulailah menulis.
Berapa ratus purnama telah kita lalui, berapa banyak kejadian entah itu pahit atau manis mengukir perjalanan hidup kita. Jadi, semua tergantung pada individu masing-masing apakah mau dikeluarkan dalam bentuk buku atau tidak. 
Atau hanya dikeluarkan dalam bentuk pengajaran di kelas-kelas saja atau hanya dalam bentuk obrolan atau cerita kepada anak cucu saja, yang tidak meninggalkan jejak keabadian.

Mengapa kita harus menulis walau menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara. Namun para penulis seperti ibu Musiin mempunyai alasan menjadi penulis sebagai berikut :

1. Mewariskan ilmu lewat buku.
2. Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.
3. Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

2 Quotes diatas juga menjadi Booster bagi ibu Musiin untuk tetap tegar menjadi seorang penulis.

Membahas buku nonfiksi.
 
Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 
Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.
Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara).Dan buku karya ibu Musiin Literasi Digital Nusantara memakai pola Klaster.

Proses penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan

Langkah Pertama
 Pratulis

1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
Tema dapat bebas kita tentukan sesuai dengan apa yang menjadi passion kita.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
Tema yang diangkat di buku Literasi Digital Nusantara adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa, mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization ) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020.
Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet. Pada saat ibu Musiin menulis di awal pandemi Covid-19, jadi semua referensi berasal dari internet.
Referensi berasal dari data dan fakta yang saya peroleh dari literasi di internet. 

Referensi terdiri dari :

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal

2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal

3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Berikut Daftar isi Buku Literasi Digital Nusantara karya Ibu Musiin:

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis kerangka ibu Musiin mengikuti langkah Bapak Yulius Roma Patandean yang juga merupakan Alumni kelas Belajar Menulis Angkatan 8 yang dapat kita ikuti melalui link YouTube berikut

https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be

Anotomi Buku

1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Menulis Draf adalah :

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

Merevisi Draf
1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
2. Memeriksa gambaran besar dari naskah. Kemudian masuk pada
menyunting naskah (KBBI dan PUEBI) yang meliputi :
1. Ejaan
2. Tata bahasa
3. Diksi
4. Data dan fakta
5. Legalitas dan norma

Hambatan-hambatan dalam menulis 

1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis

Then how to solve the problems above?
1. Banyak membaca
2. Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Temukan Mood Booster yang sesuai dengan kesenangan/hobby kita, ciptakan suasana bahagia di hati.

Satu pertanyaan yang coba saya angkat dari peserta :

Assalamualaikum...
Saya Susi, dari Kayu Agung, Sumatera Selatan
Belajar menulis gel 21
Bu Iin, izin bertanya.
Saya suka dengan fiksi sehingga rasanya saya lebih menyukai gaya penulisan bercerita seperti fiksi dan faksi. Tips apa yang harus saya lakukan bila ada tantangan untuk menulis non fiksi? Sebab membayangkannya saja rasanya sulit...terima kasih Ibu, dan semoga Ibunda Ibu segera dipulihkan kesehatannya. Aamiin.

Wa alaikum salam Ibu Susi dari Kayu Agung. Setiap kita selalu mempunyai potensi dan kelebihan masing-masing. Dan kadang kadang kita TIDAK MENYADARI kalau kita mempunyai hidden potensi. Saya yakin kalau Bu Susi bisa menulis fiksi, pasti mampu menulis nonfiksi. Hanya saja menulis nonfiksi belum pernah dicoba. Ayo semangat. Bisa japri atau telpon saya ya bu. Saya tunggu. Demikian respond yang begitu Welcome dari ibu Musiin.

Mengulang kembali kalimat hipnotis dari Guru Blogger Kondang OmJay, Menulislah setiap hari dan lihatlah apa yang akan terjadi...
Yuk mari menulis apa saja yang tersirat dan tersurat dalam benak kita. Tinggalkan dan wariskan semua jejak karya kita.
Semoga Takdir baik yang berkisah untuk tulisan kita.

0 tahun sampai puluhan tahun
Derasnya gelombang dalam kehidupan
Mengapa dirimu masih saja manyun
Apakah tulisanmu tetap menjadi harapan ?


Puluhan tahun terlewati
Semua kisah seperti tak punya arti
Rangkaian cerita gembira dan yang memilu hati
Mengapa tak kau bingkai dalam tulisan nan abadi

Wassalamu'alaikum










5 komentar:

GURU TAHAN BANTING

GURU TAHAN BANTING Berbicara tentang Kurikulum Merdeka yang lebih memfokuskan pada pendeteksian bakat dan minat murid yang terus digali dan ...